Rania Lindi
Oleh: Dahlan Iskan
Topik lainnya adalah akses menuju stadion itu: jalannya kecil, jauh, berliku, lewat bawah jembatan tol yang rendah dan tergenang, dan mampir dulu wilayah Gresik.
Yang terakhir itu mudah bagi menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Tinggal membangun jalan khusus dari pertengahan tol Surabaya-Gresik langsung ke stadion. Tidak sampai 5 km.
Akan tetapi bau busuk tadi sangat memalukan kelas dunia. Ternyata ditemukan juga jalan keluarnya: formula Rania.
Dia telah menemukan penghilang bau busuk itu. Formula tersebut justru memanfaatkan air sampah yang Anda sudah tahu: sangat pekat dan berbau busuk. Cairan itu disebut air lindi.
Datanglah, sesekali, ke pusat penumpukan sampah. Anda akan melihat dari bawah tumpukan itu akan mengalir air berwarna hitam. Lindi juga sangat beracun. Karena itu lindi jadi sumber polusi yang merusak lingkungan.
Justru air lindi itulah yang diteliti Rania. Air lindi sudah bukan lagi air. Sudah berubah menjadi alkalin. Tidak lagi mengandung oksigen dan karbon. Itulah yang harus diurai. Harus ditemukan bahan pengurainya.
Tentu bahan pengurai tersebut harus yang banyak mengandung sukrosa dan fruktosa. Bahan seperti itu bisa jadi subtrat bagi mikroba yang ada di air lindi.
Itu ilmu kimia biasa. Yang setiap mahasiswa jurusan kimia mempelajarinya. Tetapi hanya Rania yang menghubungkan mata kuliah itu dengan persoalan bau sampah yang menjadi keluhan di mana-mana. Pun di panitia Piala Dunia.