Rania Lindi
Oleh: Dahlan Iskan
Dari mana Rania dapat ide? "Inspirasinya dari durian," ujar Rania.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini pernah diajari ayahnyi. Setiap kali selesai makan durian sang ayah minta agar jari Rania dicuci di air yang dituang ke ''mangkuk'' kulit durian. Sengat bau durian yang menempel di jari pun langsung hilang.
Bau durian dihilangkan dengan getah durian.
Mungkin, pikir Rania, ada sesuatu dari sampah itu sendiri yang bisa dipakai untuk menghilangkan bau sampah. Dia pun mengambil lindi. Membawanya ke lab kimia. Lalu mencari bahan pengurainya.
Ketemulah bahan yang banyak mengandung sukrosa dan fruktosa: tetes tebu. Molase. Yang juga berwarna keruh itu. Yang juga disebut limbah dari proses pembuatan gula pasir.
Rania mencampur lindi dengan molase. Sampai ditemukan formula yang pas. Dia pun tahu seberapa banyak diperlukan molase untuk setiap liter lindi.
Berhasil. Rania lantas memberi nama formula itu: Eco-Lindi. Itulah yang sedang dia patenkan.
Rania belum mengomersialkan Eco Lindi. Tunggu paten. Kegunaannya sudah diakui di lapangan. Pemkab Sidoarjo sudah menggunakan Eco Lindi untuk mengatasi bau sampah di sana.