Rania Lindi

Oleh: Dahlan Iskan

Rania Lindi
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sidoarjo menjadi yang pertama karena Rania melakukan penelitian di situ. Anggap saja sebagai bentuk terima kasih atas kerja sama penelitiannyi.

Rania akan terus mengembangkan Eco Lindi menjadi penghilang bau di mana saja: kandang ayam, kandang kambing, dan bau apa pun –kecuali bau badan. Dia juga akan menjadikan Eco Lindi sebagai pupuk.

Dan yang pasti Rania telah berhasil mengatasi persoalan polusi lindi. Tanpa biaya mengolahnya. Justru memanfaatkannya.

Panitia Piala Dunia di Surabaya juga sudah sempat memanfaatkan Eco Lindi. Mendekati pelaksanaan Piala Dunia lalu, gunung sampah di sebelah stadion itu disiram Eco Lindi.

Waktu itu Rania menyiapkan banyak Eco Lindi di TPA Sidoarjo. "Sidoarjo kirim 30.000 liter Eco-Lindi ke Surabaya. Disemprotkan di sana," ujar Rania.

Setelah Piala Dunia resmi batal, tidak ada lagi pemesanan Eco-Lindi dari Surabaya. Seharusnya setiap datang sampah baru disiram dulu dengan Eco-Lindi. Bau busuk pun hilang.

Hari Minggu lalu saya nonton Persebaya di stadion itu. Sekalian melihat Stadion Gelora Bung Tomo: apa yang berubah. Saya begitu ingin berada di stadion kelas Piala Dunia.

Jalan baru langsung menuju stadion sudah jadi. Lebar sekali. Mobil saya termasuk yang diizinkan melewatinya. Begitu cepat sampai stadion. Kanan kiri jalan dibuatkan taman –meski kini mulai kurang terawat.

Rania belum mengomersialkan Eco Lindi. Tunggu paten. Kegunaannya sudah diakui di lapangan. Pemkab Sidoarjo sudah menggunakannya untuk mengatasi bau sampah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News