Rano Karno Sampai Gebrak Meja
CIPUTAT – Rano Karno mengaku menghadapi banyak rintangan, bahkan ancaman, selama satu tahun menjadi gubernur Banten.
Tantangan berat, lantaran Banten merupakan provinsi yang sejak berdirinya tak lepas dirundung isu korupsi, mesin birokrasi yang macet, dan pembangunan yang nyaris tak bergerak.
"Kalau saya nggak gebrak meja, tidak mungkin pembangunan jalan Saketi-Malimping itu terlaksana. Sudah sekian tahun masyarakat selatan menderita ketertinggalan," tegas Rano Karno pada pertemuan para aktivis dan relawan anti-dinasti korup di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (1/10).
Rano Karno dilantik menjadi Gubernur Banten pada Oktober 2015 menggantikan posisi Ratu Atut Chosiah yang dijebloskan ke dalam penjara karena terjerat kasus korupsi.
Rano Karno bergerak cepat melakukan pembenahan. Tantangan terberat yang ia hadapi adalah budaya birokrasi paternalistik dan korup.
Salah satu upaya serius yang dilakukan Rano Karno untuk mempercepat kebangkitan provinsi yang lahir tahun 2000 ini adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Rano Karno secara langsung menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar menempatkan pembangunan infrastruktur strategis di wilayah Banten. Hasilnya, 12 proyek insfrastruktur nasional dilakukan di Banten.
"Saya minta pada Presiden untuk memberikan 12 proyek nasional. Tahun ini tol Serang-Panimbang. 4 jalan tol, 2 bendungan, 2 bandara, Soetta dan Panimbang," jelas Rano.
CIPUTAT – Rano Karno mengaku menghadapi banyak rintangan, bahkan ancaman, selama satu tahun menjadi gubernur Banten. Tantangan
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Proses Penetapan Tidak Transparan, Dekot Se-Jakarta Ajukan Gugatan ke PTUN
- DPR-Pemerintah Sepakat BPIH 2025 Sebesar Rp 89,4 Juta, Turun Dibandingkan 2024
- Kubu Harun-Ichwan Minta MK Klarifikasi Soal Akun Ini
- Sahroni Minta Polisi Permudah Mekanisme Pelaporan Kasus, Jangan Persulit Korban
- Mardiono Jadikan Harlah ke-52 PPP Sebagai Momentum Bertransformasi Lebih Baik