Ranomi Kromowidjojo, Ratu Renang Belanda Keturunan Jawa
Anggap Air sebagai Sahabat Karib
Pembandingan Ranomi dengan De Bruijn memang tidak terhindarkan. Keberhasilannya merebut emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas di Olimpiade 2012 menjadikan Ranomi perenang putri Belanda pertama yang memenangi nomor sprint gaya bebas setelah De Bruijn melakukannya pada Olimpiade Sydney 2000. Selain meraup emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas, 13 tahun lalu De Bruijn juga mendapat emas 100 meter gaya kupu-kupu.
"Tentu kehormatan besar mendapat predikat itu (The New) Inge de Bruijn. Saya juga sangat respek kepada dia. Namun, saya lebih suka orang memanggil saya Ranomi saja," ucap perempuan yang sekarang paling terkenal di desa kelahirannya, Sauwerd, sekitar 15 kilometer dari Groningen, Belanda, itu.
Ranomi sudah merasa renang adalah bagian dari hidupnya ketika menginjak usia empat tahun. Pada saat itu, dia sudah mendapat sertifikat diploma A untuk kemampuannya menjadi "manusia ikan".
Ranomi lantas bergabung dengan klub Ducalf di Bedum untuk mendapat diploma B. Dari situlah kemampuan kompetitif Ranomi mulai terasah. Untuk kian mempertajam kemampuannya, setiap pagi Ranomi juga berlatih di klub renang Trivia Groningen di bawah asuhan Siep van Royen.
Di usia yang masih sangat belia, 10 tahun, Ranomi pun telah berkomitmen untuk latihan habis-habisan pagi dan sore. Dalam tempo cepat, dia mampu mengukir namanya di pentas nasional. Semua kejuaraan level regional Groningen dia menangi. Hingga akhirnya, dia menembus tingkat nasional Belanda.
"Saya tidak terlalu iri dengan teman-teman yang menghabiskan waktu dengan bermain. Saya hanya ingin berenang. Dan itu menyenangkan, kok," katanya.
Karena prestasi hebatnya, pada usia 15 tahun, dia sudah menjadi bagian dari tim inti timnas renang junior Belanda yang dipimpin duet pelatih Marcel Wouda dan Jeanet Mulder. Hanya setahun di level junior, Ranomi sudah memperkuat tim senior Belanda dan merebut perak nomor estafet 4 x 100 meter pada Kejuaraan Eropa di Budapest, Hungaria.
Menjelang Kejuaraan Dunia Renang 2007 di Melbourne, Ranomi mulai bimbang: terus sekolah atau berenang. Sebab, pada waktu itu, setelah kualifikasi kejuaraan dunia, ujian akhir sekolah akan dilaksanakan. "Tapi, saya akhirnya yakin bisa melakukan keduanya; bersekolah dan berenang," tegasnya.
Di usia empat tahun Ranomi sudah merasa bahwa renang adalah bagian dari hidupnya. Dia menjadi perenang kuat di nomor individu setelah merebut emas
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408