Hikayat Achmad Sjaichu (1)
Rapat Rahasia di Markas PBNU Menghasilkan...

jpnn.com - GAGASAN menyelenggarakan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) didukung penuh Presiden Soekarno. Ketua Panitianya Achmad Sjaichu, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), pendiri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Achmad Sjaichu masih jadi anak muda ketika menghadiri rapat rahasia di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada suatu malam.
Ia satu di antara pimpinan pusat PBNU hasil Muktamar 23 di Medan, Sumatera Utara.
Dipimpin KH. Mohammad Dahlan, rapat rahasia merumuskan garis NU dalam pentas politik internasional.
Malam itulah, "untuk pertamakalinya Sjaichu menyampaikan gagasannya mengenai tata dunia baru yang diidamkan oleh berbagai bangsa," tulis Gus Dur dan kawan-kawan dalam buku Kembali ke Pesantren--Kenangan 70 tahun K.H. Achmad Sjaichu.
"Gagasan mengenai perlunya tata dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme," sambungnya.
Dikisahkan, dalam rapat rahasia itu, Sjaichu yang kerap dijuluki pemuda progresif, "berbicara dengan bebas. Terkadang cukup berbahaya, bila sampai bocor keluar."
GAGASAN menyelenggarakan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) didukung penuh Presiden Soekarno. Ketua Panitianya Achmad Sjaichu, tokoh Nahdlatul Ulama
- Kerja Sama Polri-PBNU Dinilai Efektif Kurangi Kekerasan di Pesantren
- Peringatan Keras Presiden Prabowo untuk Bawahannya, Heemm
- Raker dengan Menag, HNW Usulkan Sertifikasi Tanah Gratis untuk Madrasah dan Pesantren
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Harlah ke-102 NU: Presidium MLB NU Menggelar Diskusi Publik di Kediri
- Penguatan Pendidikan Santri, Langkah Menuju Indonesia Emas 2045