RAPBN 2014 Janjikan Ekonomi Lebih Cerah
jpnn.com - JAKARTA - Awan kelabu masih menggelayuti perekonomian global. Namun, optimisme mencuat di dalam negeri. Pemerintah memproyeksi, ekonomi Indonesia pada 2014 mendatang bakal lebih cerah.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, meski masih terbelit krisis, perekonomian global pada 2014 diperkirakan sedikit membaik, demikian pula volume perdagangan dunia. Sementara di dalam negeri, konsumsi masyarakat sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik. "Kombinasi ini akan mengantar ekonomi Indonesia mencapai pertumbuhan 6,4 persen," ujarnya saat konferensi pers tentang Nota Keuangan dan RAPBN 2014 di Kantor Ditjen Pajak, Jumat (16/8).
Chatib menyebut, meski masih lambat, recovery diproyeksi bakal mengerek laju pertumbuhan ekonomi global pada 2014 nanti ke level 3,8 persen, naik dibanding tahun ini yang diproyeksi hanya mampu tumbuh 3,1 persen. "Ekonomi membaik berarti volume perdagangan membaik. Ini akan membantu kinerja ekspor kita," katanya.
Meski demikian, peraih gelar Doktor ekonomi dari Australia National University ini mengatakan, jika Indonesia harus tetap mewaspadai tekanan eksternal, salah satunya adalah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang merupakan partner dagang utama Indonesia.
Tahun depan, ekonomi negeri dengan perekonomian terkuat nomor dua ini diperkirakan hanya tumbuh 7,7 persen, lebih rendah dari perkiraan realisasi tahun ini yang sebesar 7,8 persen. Karena itu, lanjut dia, harga komoditas sumber daya alam (SDA) yang selama ini banyak diekspor ke Tiogkok berpotensi turun. "Ini menjadi perhatian pemerintah karena akan berdampak pada kinerja industri pertambangan," ucapnya.
Untuk itu, kata Chatib, perekonomian Indonesia pada 2014 nanti masih akan banyak bergantung pada pertumbuhan konsumsi domestik atau konsumsi rumah tangga. Beruntung, konsumsi akan terbantu bergulirnya aktifitas Pemilu. "Tapi, pemerintah tetap akan berupaya untuk menjaga konsumsi domestik. Caranya, dengan menjaga daya beli," ujarnya.
Pemerintah menyebut kebijakan itu dengan istilah "keep buying strategy" atau strategi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli. Salah satu caranya adalah dengan memberikan insentif kepada masyarakat.
Chatib yang kini masih merangkap sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut, pemerintah sedang membahas berbagai opsi insentif fiskal yang akan diberikan. Beberapa diantaranya adalah insentif Pajak Penghasilan (PPh) ditanggung pemerintah, seperti yang pernah dijalankan pada 2009 lalu. Opsi lainnya adalah menaikkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). "Kita kaji mana yang paling berdampak signifikan pada daya beli masyarakat dan tidak memberatkan fiskal," katanya.
JAKARTA - Awan kelabu masih menggelayuti perekonomian global. Namun, optimisme mencuat di dalam negeri. Pemerintah memproyeksi, ekonomi Indonesia
- Gerakan Boikot Jangan Dimanfaatkan untuk Persaingan Bisnis
- Pemerintah Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
- Lion Parcel dan Indah Logistik Bekerja Sama untuk Perkuat Infrastruktur Pengiriman
- Presiden Prabowo Saksikan Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN – ABAC dari Indonesia ke Malaysia
- Netzme Luncurkan Sentra QRIS UMKM di Surakarta
- Prudential Syariah-UIN Syarif Hidayatullah Edukasi Tingkatkan Literasi & Inklusi Keuangan