RAPBN Krisis, Arena Perjudian Obama
Sabtu, 21 Maret 2009 – 06:13 WIB
Obama memang akan menggerakkan jaringan partainya untuk ''menjaga'' anggota DPR dari partainya sendiri, tapi tidak mudah meyakinkan mereka. Rumah anggota DPR dari Partai Demokrat rupanya akan menerima banyak ketukan pintu di rumahnya.
Isu yang lain lagi adalah soal defisit anggaran. Dalam RAPBN yang sedang diperjuangkan ini, Obama merencanakan defisit USD 1,75 triliun. Itu sama artinya dengan 20 persen dari GDP (produk domestik bruto) Amerika. Inilah defisit terbesar dalam sejarah AS. Juga defisit dengan persentasi terhadap GDP yang luar biasa (APBN Indonesia tahun ini dibuat defisit 3 persen).
Defisit yang besar itu sama artinya dengan menambah utang yang sudah sangat besar. Bukan saja kalangan AS sendiri yang khawatir. Perdana menteri Tiongkok pun, Wen Jiabao, secara terbuka mengemukakan apakah uang Tiongkok yang selama ini ''dipinjamkan'' ke AS dalam posisi aman. Maklum, ada sekitar USD 1 triliun uang Tiongkok yang dipakai oleh AS. Obama sampai harus memberikan jaminan secara terbuka bahwa uang Tiongkok tersebut akan tetap aman.
Obama menyatakan defisit besar itu hanya sementara. Kian tahun defisit tersebut dia janjikan akan menurun. Pada akhir pemerintahannya empat tahun mendatang, defisit itu akan tinggal sekitar USD 500 miliar. Dan dalam delapan tahun ke depan sudah menjadi sangat kecil. Itulah yang diragukan penentangnya.