Rapid Test Antigen, Antrean Penumpang di Stasiun Gambir dan Pasar Senen Membeludak
jpnn.com, JAKARTA - Antrean panjang layanan rapid test antigen penumpang kereta api jarak jauh terjadi di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).
Bedasarkan pantauan di Stasiun Gambir, ratusan penumpang kereta api tampal mengantre dan menunggu di ruang tunggu untuk dapat layanan rapid test antigen.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan bahwa berdasarkan data pihaknya, sudah sebanyak 5.400 penumpang di Stasiun Gambir menjalani layanan rapid test antigen hingga siang ini.
"(Kalau) Data penumpang di Stasiun Pasar Senen 11.300," kata Eva saat dikonfirmasi, Rabu.
Adapun hari ini terdapat total 39 kereta api jarak jauh yang diberangkatkan. Rinciannya, 17 KA keberangkatan dari Stasiun Gambir, 20 KA keberangkatan Stasiun Pasar Senen dan dua KA keberangkatan Stasiun Jakarta Kota.
Sementara itu, syarat calon penumpang KA untuk melakukan rapid test antigen ialah menunjukan tiket KA atau kode booking pada saat pendaftaran rapid test antigen, kemudian membayar sebesar Rp 105.000.
Eva menambahkan bahwa penumpang yang kedapatan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test antigen maka akan dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk jalani swab test PCR.
"Kami arahkan untuk langsung menuju dinkes di daerahnya atau langsung menuju RS untuk pemeriksaan lanjutan seperti PCR swab. Dilakukan mandiri oleh mereka, kami hanya merujuk," ujar Eva.
Antrean panjang layanan rapid test antigen penumpang kereta api jarak jauh terjadi di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- KAI Properti Memodernisasi Fasilitas di Stasiun Pasar Senen
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19