Rapor Korps Reserse Masih Paling Bawah
Selasa, 27 Desember 2011 – 05:50 WIB
Beberapa kasus yang dinilai lamban dan tidak serius ditangani sepanjang 2011 ini, di antaranya, kasus dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi yang hingga saat ini belum sampai pada otak dari kasus itu. Selain itu, masih terkait pemilu, yaitu kasus penyimpangan yang terjadi di Halmahera Barat, di mana Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshary telah ditetapkan sebagai tersangka. Tak banyak perkembangan terlihat dari dua kasus tersebut.
Tak hanya itu, Polri, kata Neta, juga bersikap tertutup terhadap beberapa kasus yang melibatkan nama-nama pejabat negara. "Kekecewaan masyarakat terlihat ketika Polri tidak serius mengungkap kasus-kasus di institusi negara. Selain itu juga tidak transparan," katanya.
Sikap lamban juga diperlihatkan polisi dalam menangani kasus pembantaian orangutan dan kasus ambruknya Jembatan Mahakam di Kalimantan Timur. "Hingga hampir satu bulan robohnya jembatan belum ada tersangka," kata Neta.
Pandangan negatif masyarakat terhadap Polri juga terlihat dengan adanya kasus-kasus bentrokan polisi dengan rakyat di sejumlah tempat, seperti di Freeport, Mesuji, dan terakhir di Bima, NTB. Polisi dianggap berpihak secara berlebihan kepada perusahaan-perusahaan besar.
JAKARTA - Korps reserse di kepolisian masih harus berbenah. Penilaian publik terhadap satuan berlambang busur panah terentang ke atas ini masih negatif.
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan