Ras Melanesia di Antara Politik Identitas
Oleh: Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum, Senator Papua Barat
Inspirasi ini memberi motivasi agar peta politik masyarakat mampu melahirkan, membesarkan, dan memberi jalan luas bagi tokoh publik dari rumpun Melanesia sehingga diakui di kancah nasional. Sudah saatnya ruang-ruang politik Ras Melanesia bersatu, membawa nama-nama yang bisa bersaing di khazanah politik Indonesia.
Keterpecahan politik yang disebabkan oleh ambisi pribadi maupun kelompok, seringkali menghambat lahirnya tokoh politik dari Ras Melanesia.
Dengan kata lain, perjuangan politik Ras Melanesia masih sangat diaspora, menyebar tanpa koordinasi. Bila hal ini tidak dilakukan, maka sampai kapanpun Ras Melanesia tidak bisa menjadi presiden di Indonesia.
Dalam alur yang sama, peran media pun sangat dibutuhkan dalam membesarkan tokoh politik dari Ras Melanesia.
Bila media-media mainstream nasional masih hanya berfokus pada publik figur di wilayah Jawa, maka kesempatan bagi tokoh publik rumpun Melanesia makin meredup.
Jadi mau tidak mau, hanya Orang Melenesia sendirilah yang bisa menempatkan dirinya sendiri di bentara politik Indonesia.(***)
Sebagai Senator Papua Barat, pertanyaan saya sangat sederhana, yaitu mengapa tidak ada nama dari ras Melanesia ataupun putra Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT dalam survei tersebut?
Redaktur & Reporter : Friederich
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- Sultan dan Beberapa Senator Rusia Membahas Kerja Sama Pertahanan dan Pangan
- Bang Long Minta Masyarakat Melayu Jangan Dibawa untuk Komoditas Politik Kepri
- Terima Kunjungan Utusan Partai Nahdhoh Tunisia, Sultan: Lembaga Parlemen Adalah Roh Demokrasi
- Komite III DPD Akan Panggil Menkes Terkait Dugaan Maladministrasi PMK 12/2024
- Anggota DPD RI Ning Lia Bertemu Penjabat Gubernur Jatim untuk Serap Aspirasi untuk Kemajuan Daerah