Rasanya SBY-Boediono akan Menang
Jumat, 15 Mei 2009 – 15:10 WIB
Banyak yang masih mengingat bahwa pilpres di masa Orde Baru dikiaskan juga sebagai "pesta demokrasi". Namanya pesta, maka ibarat resepsi perhelatan perkawinan, tentu saja siapa mempelai pria dan wanitanya sudah ketahuan.
Maklum, saat itu presiden justru dipilih dengan sistem perwakilan, yakni melalui MPR. Apalagi sistem perpolitikan pun tidak demokratis, misalnya player sekaligus juga menjadi regulator, walapun hanya berlaku untuk Golkar yang kala itu dikenal dengan jaringan ABG (ABRI, birokrasi dan Golkar). Terang saja di era tiga parpol itu, PDI dan PPP sudah pasti kalah jauh sebelum pertandingan dimulai.
Mobilisasi
Keadaan memang sudah berubah setelah era reformasi. Bahkan sejak Pilpres 2004 sudah diterapkan sistem pemilihan langsung. Namun, itu tadi, rakyat hanya disajikan pilihan-pilihan terbatas yang disediakan oleh parpol, atau tepatnya oleh elit parpol. Kemungkinan calon independen tertutup oleh regulasi, meskipun anehnya, terbuka dalam pilkada sehingga terasa diskriminatif.
Tidak mencengangkan jika angka golput sedemikian tinggi dan jauh melebihi perolehan suara Partai Demokrat, pemenang Pemilu 2009. Fenomena ini membuktikan bahwa banyak rakyat yang tidak berkenan memilih para caleg dalam pemilu lalu, dan tak mustahil gejala yang sama akan terjadi pada Pilpres 2009 mendatang.