Rasendriya Membawa Rizal Abdulhadi ke Puluhan Negara
”Ketiganya mewakili alat musik petik, tiup, dan pukul,” tutur Riza sembari memainkan rasendriya di kediamannya di Petulu, Ubud, Gianyar.
Kamis siang dua pekan lalu (24/8) itu dia tengah menyetel rasendriya. Sebab, esoknya (25/8) alat musik tersebut dia pakai untuk pentas. ”Satu senarnya putus,” ucap pria kelahiran 1988 itu.
Rasendriya lahir dari proses yang tidak sebentar. Juga tidak mudah. Bermula dari Majalengka, Jawa Barat, tanah kelahiran Rizal, yang memperkenalkannya dengan musik kontemporer.
Persisnya, dia belajar dari komunitas musik Konser Kampung Jatitujuh yang bermarkas di Desa Jatitujuh. Pengetahuan musiknya bertambah.
Dia mengetahui bahwa instrumen musik kontemporer bisa dipadukan dengan alat musik lain. Cocok untuk dibuat kolaborasi. Sehingga melahirkan karya luar biasa.
Proses selanjutnya membawa dia dalam perjalanan dari Bandung, tempatnya berkuliah sebelum kemudian drop out ke Lombok, tempat musisi idolanya, Ari Julian, berada. Hanya bermodal gitar akustik pemberian seniman asal Bandung, Herry Dim.
Jadilah Rizal yang ketika itu masih berusia 19 tahun membuka konser kecil dari rumah ke rumah. Dari komunitas ke komunitas.
Itu dilakukan Rizal tidak sebatas demi menuntaskan asa bertemu sang idola. Tapi juga membantu sesama. Semampu yang dia bisa.
Rasendriya merupakan alat musik yang menggabungkan tiga instrumen: gitar, didgeridoo atau celempung, dan perkusi mini.
- Tisu Bambu Putih Jadi Solusi Ramah Lingkungan dan Bebas Klorin untuk Perawatan Kulit
- Momentum Tol
- Pipa Pipih
- Tisu Bambu Ramah Lingkungan, Cocok untuk Kesehatan dan Kecantikan
- Wamen LHK: Penanaman Pohon dan Pembangunan Kebun Raya Bambu di Magetan Wujud Keberlanjutan Lingkungan
- Melestarikan Bambu di Indonesia, KEHATI & CIMB Niaga Sasar Ponpes