Rasialisme dan Politik Luar Negeri Indonesia di Pasifik: Teman atau Lawan?
Oleh: Arman Wakum

Konflik-Konflik di atas sedikit banyak disebabkan karena isu SARA dibiarkan subur dan tidak cepat tertangani. Penyelesaian konflik-konflik ini pun melalui proses yang panjang dan melelahkan.
Bekas-bekas konflik itu bahkan masih dapat dilihat dan ditemui saat ini. Kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri semestinya berkaitan erat satu sama lain. Kebijakan luar negeri Indonesia untuk memantapkan posisinya di Pasifik dengan tujuan menarik simpati negara-negara Pasifik agar tetap mendukung Papua sebagai bagian dari Indonesia harus disertai dengan kebijakan dalam negeri yang juga “ramah” terhadap “Etnis Melanesia Papua”.
Jika tidak, maka kehadiran Indonesia di Pasifik yang awalnya bertujuan menjadi sahabat, akan dipandang sebagai musuh. Bukannya teman, melainkan lawan.(***)
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana UNAS, Jakarta
Perlu diingat bahwa isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) di seluruh dunia adalah isu sensitif yang bisa mendamaikan atau menjadi faktor perpecahan sebuah negara.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Papua dan Ujian Prabowo - Gibran
- Prajurit TNI Temukan Ladang Ganja di Pegunungan Papua
- Tokoh Agama Minta Masyarakat Papua Tak Terprovokasi Isu Pelanggaran HAM
- Kejaksaan Sita Rp 1,5 M Duit Panas PON Papua, Nixon Bidik Pejabat Negara
- Membangun Tanah Papua dengan Adat
- Menu MBG untuk Anak Papua Viral, Tuai Pujain Warganet