Rasio Kredit Bermasalah Jadi Sorotan Tajam
jpnn.com - SAMARINDA – Laju kucuran kredit oleh lembaga keuangan untuk dunia usaha maupun masyarakat diperkirakan meningkat tahun depan seiring proyeksi pemulihan ekonomi.
Meski begitu, risiko tinggi masih menghantui likuiditas perbankan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Fauzi Bahtar menyebut, kalangan pengusaha meyakini, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) tahun depan bisa ditekan.
Meski sampai Oktober lalu, statistik masih menunjukkan tanda rawan.
Terutama pada sektor-sektor besar, seperti pertambangan dan konstruksi.
“Dari berbagai komponen perekonomian, secara nasional sudah mulai menunjukkan perbaikan. Angka pertumbuhan perekonomian tentu secara tidak langsung mampu membuat peningkatan kredit. Meski di daerah, NPL di daerah kurang bagus, secara umum pengusaha masih optimistis,” kata Fauzi.
Diketahui, rasio NPL Kaltim per Oktober lalu mencapai 8,26 persen, melebihi batas toleransi rata-rata di angka lima persen.
Bahkan, pada beberapa lapangan usaha, rasio NPL menyentuh level dua digit.
SAMARINDA – Laju kucuran kredit oleh lembaga keuangan untuk dunia usaha maupun masyarakat diperkirakan meningkat tahun depan seiring proyeksi
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- BTN Luncurkan Debit Card BTN Prospera