Rasio Kredit Bermasalah Perbankan Masih Tinggi
![Rasio Kredit Bermasalah Perbankan Masih Tinggi](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20160810_235711/235711_146500_ojk_jp.jpg)
jpnn.com - JAKARTA – Jumlah bank sistemik (domestic systemically important banks/DSIB) belum bertambah. Otoritas Jasa Keuangan sudah mengusulkan 12 bank masuk dalam kategori DSIB sejak pekan lalu.
Jumlah tersebut masih sama saat rapat dengan komite stabilitas sistem keuangan (KSSK). Akhir Juli lalu, OJK telah mengusulkan 12 bank masuk kategori DSIB pada KSSK.
Dalam rapat itu, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga telah memberi banyak rekomendasi untuk penetapan DSIB. ”Masih belum ada tambahan. Tetap, seperti yang kami umumkan sebelumnya,” tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Rabu (10/8).
Namun, sayangnya, Muliaman menolak untuk mengungkapkan entitas 12 bank tersebut. Termasuk kesimpulan dari BI dan Kemenkeu mengenai penetapan DSIB tersebut.
Selanjutnya, bilang Muliaman, OJK akan fokus melakukan pengawasan kepada DSIB itu. Misalnya, harus memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal inti (CAR) ditambah sejumlah kewajiban macam syarat capital surcharge dan countercyclical buffer. ”Sekarang pengawasan,” imbuhnya.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau (non performance loan/NPL) perbankan nasional masih tinggi. Per akhir Juli 2016, NPL gross berada pada kisaran 3,05 persen.
Rasio NPL itu sedikit turun dibanding akhir Mei 2016 3,1 persen. Rasio NPL Mei itu sebagi titik berburuk. ”Juni-Juli NPL telah melewati titik terendah,” jelasnya.
Rasio NPL sukses ditekan menyusul aplikasi program restrukturisasi dan pertumbuhan kredit. Selanjutnya, angka rasio kredit bermasalah akan terus mengalami penurunan.
JAKARTA – Jumlah bank sistemik (domestic systemically important banks/DSIB) belum bertambah. Otoritas Jasa Keuangan sudah mengusulkan 12 bank
- Bank Mandiri Aktif dalam Perdagangan Karbon Internasional, Dukung Bebas Emisi 2060
- Rahasia Sukses SYB Kuasai Pasar Kecantikan di TikTok
- Luhut Blak-blakan soal Bansos Rp 500 Triliun yang Selama Ini Tak Tepat Sasaran
- Produk UMKM Binaan Bea Cukai Purwokerto Sukses Menembus Pasar Korea Selatan
- Konon Pembangunan IKN Berhenti, Cek Faktanya
- Layanan Deposito Emas di Aplikasi Pegadaian Digital Tembus 118 Kg