Raskin Hambat Diversifikasi Pangan
Selasa, 17 April 2012 – 17:01 WIB

Raskin Hambat Diversifikasi Pangan
JAKARTA - Mengubah mindset masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras bukanlah hal yang mudah. Apalagi, masyarakat terus dicekoki oleh berbagai program bagi-bagi beras murah seperti raskin.
Kebijakan itu dianggap menjadi penghalang upaya diversifikasi pangan ke bahan baku pangan karbohidrat nonberas lainnya seperti singkong, sagu, dan umbi-umbian. Padahal, berdasar data Kementerian Pertanian (Kementan) diketahui bahwa luas lahan ubi kayu hingga akhir tahun lalu ditaksir mencapai 1,2 juta hektare (ha) dengan hasil panen 19,5 ton per ha.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Achmad Suryana dalam Dialog Publik "Mengangkat Gengsi Singkong untuk Memantapkan Ketahanan Pangan" di Jakarta, (17/4), membandingkan program serupa yang digalakan di era Presiden Sukarno. Menurutnya, tingkat konsumsi singkong dan umbi-umbian lainnya sempat mencapai angka 30 kilogram per kapita per tahun.
Namun perlahan, tingkat konsumsi umbi-umbian semakin menurun seiring dengan berbagai kebijakan yang mengarah untuk mengkonsumsi beras. "Diakui atau tidak, secara perlahan namun pasti, kontribusinya mulai pudar ketika pemerintah menjalankan program raskin. Tidak hanya singkong, jagung dan umbi- umbian juga lainnya," kata Suryana
JAKARTA - Mengubah mindset masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras bukanlah hal yang mudah. Apalagi, masyarakat terus dicekoki oleh berbagai program
BERITA TERKAIT
- Transaksi Lewat Pegadaian Digital Cepat, Aman dan Tanpa Ribet
- Elnusa Petrofin Terus Dukung Ketahanan Energi dan Ekonomi Lokal di Wilayah Kalbar
- UMKM Mawar Merah Binaan PT PLN IP UBH Berpartisipasi di Bazar Jakarta Entrepreneur
- Ekonom Ini Menilai Komisi Ojol tak Perlu Diatur Pemerintah
- Equity Life Indonesia Gandeng Bank Maspion Merilis Produk Asuransi Jiwa
- Ini Upaya Bea Cukai Memperkuat Eksistensi Komoditas Unggulan Sulut di Pasar Global