Raskin Kuning dan Bau
Minggu, 20 November 2011 – 02:36 WIB
Persoalan buruknya kualitas beras itu tidak hanya terhenti pada proses pembersihan. Inaq Sahri menuturkan, untuk menghilangkan bau beras itu, diri berulang-ulang kali mencucinya. Bahkan, beras dicuci lima sampai enam kali. "Itu pun tidak mampu menghilangkan baunya," jelasnya.
Baca Juga:
Menurutnya, meski dicuci berulang kali, warna air dari beras itu tetap keruh. Tidak bisa bersih walaupun dicuci berulang-ulang. "Nasi dari beras itu tetap bau. Baunya tidak bisa dihilangkan walau dicuci berulang-ulang," terangnya.
Sukri, warga lainnya mengungkapkan hal yang sama. Beras yang diterimanya bulan Oktober lalu kualitasnya lebih buruk dibanding bulan sebelumnya. "Sudah bau, kuning, dan banyak gabahnya. Pokoknya, tidak layak untuk dikonsumsi. Tapi, karena kebutuhan, maka terpaksa dimasak," katanya.
Dikatakan, warga yang terima beras itu banyak tidak memakainnya. Terkadang beras itu diberikan kepada ayam dan ada juga yang menjual lagi ke peternak ayam. Karena, mereka takut mengkonsumsi sendiri. "Kalau bicara layak, sudah pasti tidak layak buat manusia. Itu hanya layak dimakan dan diberikan kepada ayam," sesalnya. (cr-mis)
MATARAM-Kualitas beras miskin (raskin) dikeluhkan warga yang menerimanya. Pasalnya, beras yang diterima warnanya sudah menguning, banyak gabah, dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB