Raskin Kuning dan Bau

Raskin Kuning dan Bau
Raskin Kuning dan Bau
Persoalan buruknya kualitas beras itu tidak hanya terhenti pada proses pembersihan. Inaq Sahri menuturkan, untuk menghilangkan bau beras itu, diri berulang-ulang kali mencucinya. Bahkan, beras dicuci lima sampai enam kali. "Itu pun tidak mampu menghilangkan baunya," jelasnya.

Menurutnya, meski dicuci berulang kali, warna air dari beras itu tetap keruh. Tidak bisa bersih walaupun dicuci berulang-ulang. "Nasi dari beras itu tetap bau. Baunya tidak bisa dihilangkan walau dicuci berulang-ulang," terangnya.

Sukri, warga lainnya mengungkapkan hal yang sama. Beras yang diterimanya bulan Oktober lalu kualitasnya lebih buruk dibanding bulan sebelumnya. "Sudah bau, kuning, dan banyak gabahnya. Pokoknya, tidak layak untuk dikonsumsi. Tapi, karena kebutuhan, maka terpaksa dimasak," katanya.         

Dikatakan, warga yang terima beras itu banyak tidak memakainnya. Terkadang beras itu diberikan kepada ayam dan ada juga yang menjual lagi ke peternak ayam. Karena, mereka takut mengkonsumsi sendiri. "Kalau bicara layak, sudah pasti tidak layak buat manusia. Itu hanya layak dimakan dan diberikan kepada ayam," sesalnya. (cr-mis)


MATARAM-Kualitas beras miskin (raskin) dikeluhkan warga yang menerimanya. Pasalnya, beras yang diterima warnanya sudah menguning, banyak gabah, dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News