Rasmus Paludan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Rasmus Paludan
Politikus sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an sebagai bentuk protes dan ungkapan kebebasan bereskpresi. Foto: REUTERS

Masyarakat Turki sangat marah atas aksi Paludan dan ganti melakukan unjuk rasa membakar foto Paludan di depan Kedubes Swedia di Ankara, ibu kota Turki.

Tindakan Paludan menyulut kemarahan negara-negara Islam di berbagai penjuru dunia. Indonesia pun ikut mengecam aksi Paludan.

Amerika Serikat juga ikut mengecam Paludan dan menganggap tindakannya keji dan menjijikkan.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga mengecam keras aksi Paludan yang dianggapnya menghancurkan kesatuan di lingkungan internal NATO.

Swedia memang mendukung kebebasan berpendapat setiap warga negaranya, tetapi tindakan membakar Al-Qur'an adalah sabotase yang bisa merusak kepentingan dan keamanan Swedia.

Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Akan tetapi, yang legal belum tentu sesuai.

Membakar buku-buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat kurang ajar.

Begitu tulis Kristerrson lewat akun pribadinya di Twitter.

Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan kali ini bukanlah aksi pertama. Paludan sudah pernah melakukan aksi bakar Al-Qur'an pada 2019 dan 2022.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News