Rasmus Paludan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Rasmus Paludan
Politikus sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an sebagai bentuk protes dan ungkapan kebebasan bereskpresi. Foto: REUTERS

Marine Le Pen cukup kuat, tetapi kalah dari Macron yang mendapatkan dukungan dari pemilih muslim di Prancis.

Para politisi sayap kanan ini khawatir terhadap pertumbuhan Islam yang pesat di Eropa akhir-akhir ini.

Di Inggris, Prancis, Jerman, dan beberapa negara Eropa, Islam menjadi agama yang paling pesat berkembang.

Selain karena imigrasi, muslim di Eropa juga banyak melahirkan generasi baru yang mempercepat pertumbuhan jumlah muslim.

Di tengah kecenderungan warga Eropa yang tidak suka punya anak, muslim imigran justru lebih produktif melahirkan bayi. Hal ini yang mempercepat pertumbuhan populasi muslim di Eropa.

Hal ini menyebabkan munculnya islamofobia di kalangan politisi sayap kanan.

Mereka khawatir populasi muslim akan makin besar dan mengaitkan hal itu dengan kebangkitan islamisme dan kemunculan radikalisme dalam bentuk terorisme.

Sikap ekstrem politisi sayap kanan seperti yang ditunjukkan Paludan ini menjadi indikasi fenomena benturan peradaban yang pernah ditengarai oleh Prof. Samuel Huntington, guru besar ilmu politik Harvard University.

Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan kali ini bukanlah aksi pertama. Paludan sudah pernah melakukan aksi bakar Al-Qur'an pada 2019 dan 2022.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News