Ratih Asmana Ningrum, Peneliti Protein Antikanker sehingga Murah dan Mudah
Gunakan Media Ragi Tempe untuk Hemat Biaya Ratusan Juta Rupiah
Dia menyatakan sudah bisa menciptakan dan mengembangbiakkan protein tersebut. Media pengembangbiakannya adalah mikroba dalam bentuk ragi yang biasanya dibuat untuk tempe.
Ratih sudah bisa mengambil kode DNA (deoxyribonucleic acid) dari protein interferon Alpha-2B. Selanjutnya, kode DNA itu dia beri tugas untuk berkembang biak di media ragi tempe. Teknologi yang dia gunakan untuk memindahkan DNA tersebut adalah rekombinan genetic-engineering. "Hasilnya positif," jelas dia.
Perempuan yang menjadi pegawai LIPI pada 2005 itu menuturkan, persoalan tidak berhenti pada pengadaan protein interferon Alpha-2B secara mandiri (dalam negeri) saja. Tetapi, dia juga berusaha memodifikasi penggunaan protein antivirus tersebut.
Menurut dia, penggunaan protein interferon Alpha-2B secara injeksi sangat tidak efektif. "Bayangkan penderitanya itu balita dan harus disuntik setiap hari. Tentu tidak nyaman dan kasihan," papar dia. Penggunaan secara injeksi tentunya juga membutuhkan bantuan tenaga terlatih untuk menghindari infeksi.
Untuk itu, Ratih saat ini berupaya memodifikasi protein interferon Alpha-2B supaya bisa dipakai dengan cara oral (terapi oral). Dengan penggunaan secara oral, balita penderita kanker atau hepatitis tentu tidak akan kesakitan setiap hari. Dia bakal merasa meminum multivitamin saja. (*/c4/kim)
Pengobatan penyakit kanker dan hepatitis sangat mahal dan sulit. Dr Ratih Asmana Ningrum mencoba mengatasi masalah itu dengan mengembangbiakkan protein
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas