Ratu Elizabeth Wafat, Suara Sumbang Bermunculan di Bekas Jajahan

Ratu Elizabeth Wafat, Suara Sumbang Bermunculan di Bekas Jajahan
Ratu Inggris Elizabeth II. Foto: royal.uk

Lebih dari 10 juta orang Afrika jadi korban perdagangan budak Atlantik antara abad ke-15 dan ke-19. Mereka yang selamat dari perjalanan brutal itu dipaksa bekerja di perkebunan di Karibia dan Amerika.

Advokat reparasi Jamaika Rosalea Hamilton mengatakan komentar Charles pada konferensi Kigali tentang kesedihan pribadinya atas perbudakan menawarkan "beberapa tingkat harapan bahwa dia akan belajar dari sejarah, memahami dampak menyakitkan yang dialami banyak negara sampai hari ini" dan mengatasi kebutuhan untuk reparasi.

Raja baru tidak menyebutkan reparasi dalam pidato Kigali.

Jaringan Advokat, yang dikoordinasikan oleh Hamilton, menerbitkan sebuah surat terbuka yang menyerukan "permintaan maaf dan ganti rugi" selama kunjungan William dan Kate.

Cucu Ratu memiliki kesempatan untuk memimpin pembicaraan reparasi, tambah Hamilton.

Pemerintah Jamaika tahun lalu mengumumkan rencana untuk meminta kompensasi kepada Inggris atas pengangkutan secara paksa sekitar 600.000 orang Afrika untuk bekerja di perkebunan tebu dan pisang yang menciptakan kekayaan bagi pemegang budak Inggris.

"Siapa pun yang akan mengambil alih posisi harus diminta untuk mengizinkan keluarga kerajaan membayar ganti rugi orang Afrika," kata David Denny, sekretaris jenderal Gerakan Karibia untuk Perdamaian dan Integrasi, dari Barbados.

"Kita semua harus bekerja untuk menyingkirkan keluarga kerajaan sebagai kepala negara bangsa kita," katanya.

Kematian Ratu Elizabeth II dimanfaatkan pihak-pihak untuk mengungkit dosa-dosa Inggris terhadap negara jajahan dan korban perbudakan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News