Ratusan Angkot Terancam Tak Beroperasi
Minggu, 23 Juni 2013 – 08:59 WIB
Kondisi yang sepi terlihat dari pemasukan yang terus menurun mencapai 50 persen. Begitu pula dengan besaran retribusi ke Kopata yang juga makin menipis.
Baca Juga:
"Untuk jalur bagus, seperti B1 dan B2, dari biasanya Rp 130 ribu, kini maksimal hanya Rp 70 ribu. Sementara retribusi saat ini maksimal hanya Rp 100 ribu, padahal sebelumnya bisa Rp 400 ribu," katanya.
Untuk itu, Sugiyanto khawatir jika kenaikan harga BBM subsidi bisa menambah jumlah angkutan yang tidak beroperasi. Jika ini terjadi, maka dia memprediksi 30 persen dari jumlah unit yang ada terancam tidak beroperasi.
"Bagaimana akan meremajakan kendaraan, jika pemasukan dari angkutan sudah tidak nutup," kata dia, seraya menyebut pemasukan rata-rata hanya Rp 40 ribu setiap hari.
PURWOKERTO - Kenaikan harga BBM bersubsidi membuat pengusaha angkutan kota khawatir. Bahkan akibat kenaikan harga BBM, puluhan angkutan kota terancam
BERITA TERKAIT
- Lina Mukherjee Akhirnya Bebas dari Penjara
- Bertolak ke Inhu, Irjen Iqbal Cek Langsung Kesiapan Pilkada, Ingatkan Soal Netralitas
- AKBP Isa dan Plt Bupati Rohil Gelar Cooling System untuk Wujudkan Pilkada yang Kondusif
- Pastikan Pilkada di Banyuasin Lancar dan Aman, AKBP Ruri Tinjau Pengepakan Logistik
- Seusai Debat, Arfi-Yena Targetkan Menang 40 Persen Suara di Pilwalkot Bandung
- BPDB Tangkap Ular Piton yang Masuk Rumah Pejabat Aceh Barat