Ratusan Burung Langka Diselundupkan ke Filipina
Kamis, 08 Januari 2009 – 05:01 WIB
’’Kami sangat menyayangkan hal itu dan berharap ada penanganan yang cepat karena setiap hari ada satu-dua ekor kakaktua yang mati. Tentu saja kita harus berupaya menghentikan kematian satwa-satwa itu satu demi satu dengan langkah yang tepat,’’ tegas Team Leader Burung Indonesia untuk Program Halmahera David Purmiasa, Rabu (7/1).
Baca Juga:
Organisasi konservasi yang bergerak dalam pelestarian burung liar dan habitatnya, Burung Indonesia, telah melaporkan hal tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maluku. Setelah menerima laporan, KSDA Maluku berkoordinasi dengan KSDA Manado untuk mengirimkan salah seorang kepala seksi KSDA Manado ke Sangihe.
Penanganan yang cepat sangat dibutuhkan untuk mencegah makin banyaknya angka kematian satwa akibat stres dikurung dalam sangkar. ’’Tindak lanjut kasus ini, mungkin satwa-satwa akan dikembalikan ke habitatnya,’’ kata Kepala KSDA Maluku Ir Yohana R. Sahulata.
Keterbatasan sumber daya manusia di KSDA Maluku, terutama di seksi KSDA Ternate, serta wilayah pengawasan yang sangat luas menyebabkan sering terjadinya penyelundupan satwa khas Maluku Utara ke Filipina. ’’Untuk itu, sudah saatnya pemerintah segera membentuk balai KSDA baru di Provinsi Maluku Utara, sehingga permasalahan semacam ini bisa diminimalkan,’’ tegas David Purmiasa.
JAKARTA – Sebanyak 243 satwa, di antaranya terdapat jenis yang dilindungi, coba diselundupkan ke Filipina dari Tobelo, Halmahera, Maluku Utara.
BERITA TERKAIT
- Ribuan Guru ASN Mendapat TPG, Hanya 4 Berstatus PPPK
- Pameran AKI 2024 jadi Ajang Mengenalkan Seni Budaya Nusantara
- Gunung Semeru Erupsi Lagi pada Senin Pagi, Tinggi Kolom Letusan 1.000 Meter
- Menhut Raja Juli Cek Kesiapan Delegasi Indonesia di COP29 Azerbaijan
- Menko Pangan Zulhas Sidak di Lampung, Petani dan Kios: Pupuk Melimpah, Alhamdulillah
- 5 Berita Terpopuler: Video Viral Stafsus Budi Arie Mencuat, jadi Sorotan Banyak Pihak, Ada Sebuah Chat yang Terbongkar