Ratusan Dokumen Rahasia Pemerintah Australia Terungkap Ke Publik


Mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan Dr Martin Parkinson harus memberika penjelasan karena dokumen tersebut "tampaknya berada dalam pengawasan departemennya".
"Departemen ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dokumen tersebut," kata Abbott kepada radio 2GB.
"Jelas ada beberapa kesalahan mendasar yang dibuat, mungkin oleh petugas departemen yang relatif junior atau menengah.”
"Tentu seseorang perlu bertanggung jawab, perlu ada beberapa konsekuensi untuk apa yang bisa disebut sebagai kesalahan yang monumental."
Abbott mengatakan bahwa lemari arsip yang berisi dokumen yang sangat rahasia tidak dikeluarkan dari Gedung Parlemen.
"Tapi lemari arsip itu telah dikeluarkan - katakanlah seperti itu - oleh Departemen Perdana Menteri dan Kabinet," katanya.
"Ini adalah sesuatu yang murni dan hanya menjadi tanggung jawab kantor pejabat dan mereka perlu memberikan penjelasan tentang diri mereka sendiri."
Dia kemudian menyatakan masalah ini secara sederhana.
"Jika Anda akan membuang lemari arsip yang memiliki banyak informasi sensitif dan rahasia di dalamnya, Anda harus memastikan isinya kosong sebelum keluar dari gedung."
Pelanggaran yang luar biasa ini diperkirakan akan disampaikan bulan depan ketika departemen ini akan hadir di sidang estimasi komite senat.
'Pengamanan yang ceroboh' dipersalahkan atas pelanggaran ini
Rory Medcalf, Kepala Fakultas Keamanan Nasional di Universitas Nasional Australia (ANU), menggambarkan pelanggaran tersebut sebagai "penghinaan terhadap personil keamanan nasional".
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya