Ratusan Korban UN Swissindo Datangi Bank Mandiri, Hasilnya Kecewa
jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Ratusan warga yang mendatangi kantor Bank Mandiri di sejumlah daerah di Lampung, Jumat kemarin.
Kedatangan mereka untuk mencairkan Voucher Human Obligation (VM1) atau lebih dikenal dengan sebutan formulir M1 yang diberi United Nation (UN) Swissindo dengan uang tunai sebesar Rp 15 juta.
Pantauan Radar Lampung (Jawa Pos Group) di KCP Bank Mandiri Panjang, warga silih berganti datang. Selain dari sekitar wilayah Panjang, Bandarlampung, ada pula yang datang dari Kecamatan Merbaumataram, Lampung Selatan.
Mereka rata-rata kecewa ketika membaca pengumuman yang ditempel di depan pintu masuk bank. Pengumuman itu menerangkan bahwa Bank Mandiri tidak pernah menjalin kerja sama dengan UN Swissindo.
Pada pengumuman tersebut, Bank Mandiri juga menegaskan pihaknya tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan aktivitas UN Swissindo.
Dari keterangan warga, mereka datang ke Bank Mandiri karena sebelumnya diminta relawan UN Swissindo. Kepada warga, para relawan meminta mereka untuk mendatangi Bank Mandiri pada 18 Agustus guna mencairkan formulir M1 dengan uang tunai sebesar Rp 15 juta.
Untuk mendapatkan formulir M1 ini, warga hanya dimintai uang administrasi sebesar Rp10 ribu plus fotokopi E-KTP.
’’Saya ke sini mau nanya kebenaran masalah pencairan voucher Rp 15 juta yang dijanjikan. Saya sudah datang ke Bank Mandiri Antasari, tetapi tutup. Akhirnya, saya ke KCP Panjang untuk meminta penjelasan,” kata Muis, warga Merbaumataram.
Ratusan warga yang mendatangi kantor Bank Mandiri di sejumlah daerah di Lampung, Jumat kemarin.
- Bank Mandiri Hadirkan Posko Layanan untuk Pemudik, Catat Lokasinya!
- Gelar Program Mudik Gratis 2025, Bank Mandiri Lepas 8.500 Pemudik dengan 170 Bus
- Bank Mandiri Berangkatkan 400 Nasabah Mudik Gratis dengan Kereta Api
- Tebar Kebaikan di Ramadan, Bank Mandiri Santuni Anak Yatim dan 668 Yayasan
- Bank Mandiri Optimalkan Sistem Daur Ulang & Akses Air Bersih
- Bank Mandiri Terbitkan Global Bond US$800 juta di Tengah Ketidakpastian Pasar