Ratusan Napi Anak Basuh Kaki Ibu, Tangis pun Pecah

Ratusan Napi Anak Basuh Kaki Ibu, Tangis pun Pecah
Suasana haru menyelimuti anak berbadan hukum (ABH) saat melakukan prosesi membasuh kaki ibu kandung untuk mendapat maaf dan ridho dari orang tua di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) klas II Bandar Lampung, Selasa (17/4). Ilustrasi : Alam Islam/Radar Lampung

Doa dan harapan dari ibu serta anak itu terlontar di tengah acara Family and Society Gathering di LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) Kelas I Tangerang, Banten Selain Marlina dan Akmal, ada 97 pasangan ibu dan anak lainnya yang turut serta.

Suasana penuh keharuan pun menyeruak. Seluruhnya, baik ibu maupun anak, menangis sejadi-jadinya begitu aba-aba membasuh kaki dikeluarkan.

Seluruhnya serentak membasuh kaki ibu masing-masing. Bukan untuk mengingat kesalahan di masa lalu.

Melainkan kembali mengucap maaf sembari menguatkan kembali mimpi yang selama ini mereka cita-citakan.

Akmal sudah satu tahun delapan bulan jadi penghuni LPKA Kelas I Tangerang. Menjalani masa hukuman bersama 118 anak lainnya.

Sebelum dihukum di LPKA Kelas I Tangerang, bungsu di antara dua bersaudara itu belajar di salah satu SMK di Tangerang. Dia mengambil jurusan otomotif sesuai minatnya.

Dia berurusan dengan hukum karena terlibat tawuran. Senjata tajam yang dia bawa menewaskan seorang siswa dari sekolah lain.

Vonis lima tahun pun dijatuhkan kepadanya. "Nggak bisa ketemu ibu dan keluarga setiap hari. Itu yang paling berat," kata Akmal dalam perkacapan dengan Jawa Pos seusai acara, ditemani sang bunda.

Para ibu dan anaknya yang sedang dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak bertemu untuk berbincang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News