Ratusan Pengungsi Afghanistan masih Terdampar di Indonesia
SURABAYA – Sebanyak 329 WNA pencari suaka saat ini masih berada di wilayah Indonesia. Mereka saat ini ditampung di Flat Puspa Agro di wilayah Surabaya. Mereka antre pergi ke negara ketiga. Proses menunggu itu membutuhkan waktu lama. Sebab, tidak setiap bulan ada kuota bagi mereka untuk terbang ke negara yang dituju.
Sejak Januari sampai saat ini, baru 18 pengungsi yang berhasil menuju negara ketiga. Yakni, Australia. Mereka adalah WNA dari Afghanistan. Gelombang pengiriman selanjutnya belum ditentukan.
Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jatim Budi Sulaksana mengatakan bahwa permasalahan terkait dengan WNA selalu menjadi perhatian pihaknya. Terlebih, ada WNA yang masuk ke Indonesia, khususnya Surabaya, secara ilegal.
Untuk mencegah sekaligus mengatasi hal itu, Kanwil pun membentuk tim pora. Yakni, tim penanganan orang asing. "Jika ada orang asing yang diduga melakukan pelanggaran, laporkan kami," tegasnya.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkum HAM Jatim Lucky Agung Binarto menambahkan, jumlah pengungsi saat ini berkurang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu jumlah mereka mencapai 600 orang.
Pihak imigrasi tidak berwenang untuk mengatur pengiriman ke negara ketiga. Yang menangani hal itu adalah International Organization for Migration (IOM). Sebuah organisasi internasional untuk migrasi.
Lucky mengakui bahwa permasalahan WNA di Surabaya sangat kompleks. Salah satunya menyangkut para pengungsi tersebut. Selain itu, pencari suaka (deteni) yang saat ini berada di rumah detensi imigrasi (rudenim).
Saat ini rudenim pun sudah overkapasitas. Rumah penampungan bagi para deteni itu sebenarnya hanya cukup untuk 120 orang. Tapi, pada kenyataannya, yang tinggal di sana mencapai 200 orang.
"Paling banyak dari Afghanistan," kata Lucky. Jumlah WNA dari negara tersebut selalu mendominasi. Rudenim Surabaya yang berada di Bangil, Pasuruan, saat ini memiliki dua blok. Tiap blok terdiri atas enam ruangan. Total ada 12 ruangan. (may/c7/git/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Masih Terima Endorsement Meski Sudah Jadi Pejabat Negara, Raffi Ahmad: Kan Enggak Ada Larangannya
- Anak Muda Indonesia Pendiri Desa Bumi Jadi Pembicara di Diskusi PBB
- Masyarakat Bersatu dalam Doa, Dukung Kepemimpinan Lucianty-Syaparuddin untuk Muba Sejahtera
- Naleya Genomik & RSAB Harapan Kita Kerja Sama untuk Pengembangan Tes Genetik Talasemia
- Chef Andri Purwahyulianto Bagikan Kiat Agar Aroma Minyak Wijen Keluar Maksimal
- Jazuli Juwaini Kunjungi dan Berikan Bantuan untuk Keluarga Rouf