Ratusan Perempuan IS Dibebaskan Dari Kamp Pengungsi al-Hawl Suriah
"Dengan bantuan para wanita ini, kami berharap untuk mengubah pemikiran 'teroris ekstrimis' menjadi pemikiran Islam semestinya yang percaya pada perdamaian dan hidup damai di komunitas," katanya.
Ia mengatakan bahwa pembebasan tersebut adalah momen yang patut dirayakan.
"Kami sangat bahagia hari ini karena dua hal: yang pertama adalah karena pintu keluar bagi para wanita yang sudah dinanti oleh saudara mereka selama ini akan dibuka dalam beberapa jam, dan kebahagiaan lainnya adalah bahwa pintu ini terbuka di tengah hari Idulfitri," katanya tentang pembebasan yang dilakukan bersamaan dengan berakhirnya bulan Ramadan.
Um Anas ditanya tentang bagaimana ia akan hidup di bawah aturan Pasukan Demokratik Suriah, kelompok pejuang dari warga Kurdi.
"Saya tidak akan bergaul dan berinteraksi dengan mereka. Saya akan tinggal di rumah dan diam," katanya.
"Anak-anak saya akan pergi dan pulang dari sekolah dan saya akan tetap tinggal di rumah tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Saya tidak mau berurusan dengan mereka."
Orang-orang duduk dalam bagian belakang sebuah truk di sebuah jalanan di perkemahan pengungsi di Suriah.
Sementara itu, juru bicara PBB Hedinn Halldorsson kembali memanggil negara-negara Barat untuk membantu membawa warganegara mereka pulang.
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?