Ratusan Perempuan Semarang Ikuti Parade Kebaya Nasional
jpnn.com, SEMARANG - Para tokoh dan ratusan perempuan Semarang ramai-ramai mengikuti Parade Kebaya Nasional, pada Sabtu, (2/7) lalu di Balaikota Semarang.
Parade Kebaya Nasional ini digelar untuk menetapkan Hari Kebaya Nasional, sebagai upaya pengajuan kepada Unesco menjadi warisan budaya tak benda.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menuturkan karakter sebuah bangsa dikenal dari perempuannya.
Oleh karena itu, dia mengajak para perempuan untuk saling mendukung dan menginspirasi melalui busana.
"Marilah sesama perempuan saling mendukung dan menginspirasi, jika kita bicara kebaya maka tidak akan lepas dari perempuan," ucap Bintang.
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary mengatakan kebaya merupakan warisan leluhur bangsa indonesia, yang merupakan hasil dari akulturasi dengan budaya-budaya lainnya.
"Kebaya bukan hanya pakaian yang kita kenakan, namun kebaya memiliki filosofi salah satunya bentuknya melambangkan kesederhanaan, anggun dan penuh kepribadian. Potongan yang membentuk tubuh melambangkan wanita yang harus bisa menjaga diri serta jarik dan stagen melambangkan lemah lembut," kata Septriana.
Menurutnya kebaya menjadi lambang nilai-nilai yang diharapkan dari seorang perempuan, yakni dapat beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, dan mandiri menjaga diri sendiri.
Parade Kebaya Nasional ini digelar untuk menetapkan Hari Kebaya Nasional, sebagai upaya pengajuan kepada Unesco menjadi warisan budaya tak benda.
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- WBI Foundation Rayakan 3 Tahun Perjalanan dengan Menggelar Pesta Budaya
- Pameran AKI 2024 jadi Ajang Mengenalkan Seni Budaya Nusantara
- Berbicara di Forum Dunia, Menteri Fadli Zon Promosikan Indonesia sebagai Superpower Budaya