Ratusan Perusahaan Kini Wajibkan Kuota Pekerja Aborigin
Saat ini sekitar 600 perusahaan dan organisasi di Australia wajib mempekerjakan warga Aborigin, setelah mereka menandatangani Reconciliation Action Plans (RAP).
Dalam laporan yang dirilis bersamaan dengan peringatan Reconciliation Week disebutkan bahwa 600 perusahaan dan organisasi tersebut tercatat mempekerjakan sedikitnya 30 ribu warga Aborigin.
Menurut CEO Reconciliation Australia, Justin Mohamed, pihaknya selama ini berupaya mewujudkan niat baik kalanghan perusahaan dan organisasi menjadi aksi nyata dalam membantu warga Aborigin.
"Selama ini ada kritikan mengenai RAP apakah hanya menjadi dokumen namun tidak menghasilkan wujud nyata di lapangan," kata Justin Mohamed.
"Namun jujur saya katakan saat ini banyak langkah positif yang dilakukan kalangan perusahaan dalam merekrut warga Aborigin," tambahnya.
Sementara itu Peter McBain dari perusahaan konstruksi Brierty mengatakan kalangan kontraktor sipil dan pertambangan ssudah sejak 3 tahun lalu mengadopsi RAP.
Sejak itu, katanya, terjadi peningkatan jumlah pekerja Aborigin di kalangan perusahaan kontraktor.
"Rata-rata 12 hingga 15 persen pekerja sektor kontraktruksi sipil dan tambang merupakan berasal dari kalangan warga Aborigin," jelas McBain.
Saat ini sekitar 600 perusahaan dan organisasi di Australia wajib mempekerjakan warga Aborigin, setelah mereka menandatangani Reconciliation Action
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia