Ratusan Petugas KPPS Pemilu 2024 Meninggal Sementara Belasan Ribu Sakit
Apa yang membuat petugas KPPS stres?
Berdasarkan temuan organisasi Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP), beban kerja petugas yang kebanyakan disebabkan masalah teknis menyebabkan jam kerja panjang dan stres.
Masalah teknis ini muncul dari upaya KPU mengurangi beban kerja petugas dengan memperkenalkan aplikasi baru bernama Sirekap.
Sirekap diharapkan dapat menghilangkan tugas memasukkan data ke dalam sistem penghitungan pemilu secara manual, seperti pada pemilu sebelumnya.
Namun, pada hari-H, server dilaporkan down sehingga staf masih harus memasukkan hasil penghitungan secara manual.
Belum lagi tahun ini, KPU mewajibkan petugas untuk mengunggah hasil penghitungan ke Sirekap.
"Yang tadinya kita beranggapanada mesin pengganda itu bisa menyelesaikan permasalahan, malah menambah permasalahan baru," kata Direktur Eksekutif DEEP Neni Nur Hayati kepada ABC.
"Dengan adanya [kewajiban] meng-upload ke Sirekap ... juga mereka beban kerjanya berat banget. Ya mereka juga sama-sama stress."
Neni dan tim mengatakan sempat mengunjungi TPS secara acak, dan menemukan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga pukul 6 pagi.
Hampir sebulan setelah Pemilu 2024, sebanyak 115 orang petugas KPPS meninggal dunia karena harus menanggung beban kerja berat
- Anggota Bawaslu Puadi Turun Langsung Awasi Pencoblosan di TPS 028 SD Sukabumi Utara
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu