Ratusan Petugas Pemilu Meninggal, Ketua KPU: Orang tak Bisa Kerja 24 Jam Penuh
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman prihatin atas banyaknya petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), anggota Panwaslu, dan personel Polri, yang meninggal dunia selama proses Pemilu serentak 2019. Menurut dia, negara perlu mengevaluasi sistem pemungutan suara secara serentak.
"Ini jadi perhatian semua. Setelah pemilu, perlu dilakukan evaluasi," kata Arief ditemui di kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4).
Menurut dia, evaluasi tidak hanya menyoal tentang sistem. Evaluasi harus menyentuh ke urusan teknis pelaksanaan Pemilu serentak. Salah satunya, evaluasi menyangkut tentang teknis kerja petugas KPPS.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Ratusan Petugas Pemilu Meninggal Dunia, Baru Terjadi di Indonesia
"Bukan hanya terkait dengan sistemnya, tetapi juga teknis kerjanya, bagaimana dengan teknis kerja seperti sekarang ini," ungkap dia.
Arief mengatakan, seseorang tidak bisa bekerja selama 24 jam penuh, termasuk para petugas KPPS. Para petugas itu harus bekerja secara efisien untuk menjaga kondisi fisiknya.
BACA JUGA: Update Real Count KPU Pilpres 2019: Lihat Angka di Provinsi – provinsi Gemuk
"Memang melelahkan, ini melelahkan bagi semua. Bagi penyelenggara pemilu, bagi peserta pemilu, bagi petugas keamanan, bagi masyarkat juga. Ini tentu melelahkan bagi semua. Jadi saya pikir perlu dijadikan pembahasan bersama," pungkas dia. (mg10/jpnn)
Pelaksaan Pemilu serentak 2019 harus dievaluasi, menginggat banyak petugas KPPS, anggota Panwas, dan porsonel Polri meninggal dunia.
- 2 Petugas KPPS di Inhu Meninggal Dunia, AKBP Dody Wirawijaya Sampaikan Belasungkawa
- Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Dapat Santunan Rp 36 Juta, Kalau Sakit Sebegini
- Kemenkes Mencatat 57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Per 17 Februari
- Bawaslu Pastikan Petugas KPPS yang Meninggal Dapat Santunan & Proses Pemakaman Diurus
- Data Kemenkes: 27 Petugas KPPS Meninggal Dunia
- Seorang Petugas KPPS Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Tunggal