Ratusan Ribu Warga Akan Ikut Pemilu Australia, tetapi Masih Banyak yang Perlu Bimbingan
"Sedikit sulit bagi saya untuk menemukan informasi cara memilih," ujar Romel.
"Bagi migran baru seperti saya, kami betul-betul tidak tahu prosesnya bagaimana."
Akhirnya, Romel berusaha mencari informasi online, yakni artikel yang menjelaskan pemungutan suara, selain mengunjungi situs AEC.
Romel pun sudah melihat informasi pemungutan suara yang diterjemahkan AEC ke dalam bahasa Filipina tetapi mengatakan informasi ini ditulis dalam bahasa yang sangat formal.
Kurangnya sumber informasi dalam bahasa lain
Mengakses informasi dalam bahasa selain bahasa Inggris – terutama seputar kebijakan partai – menjadi tantangan tersendiri bagi Amro Zoabe yang berusia 22 tahun.
Amro yang tiba sebagai pengungsi dari Suriah pada 2016, mengatakan orang tuanya mengandalkan ia dan saudaranya untuk memahami sistem politik dan para kandidat karena masih belajar bahasa Inggris.
"Bahkan dua partai politik besar tidak memiliki banyak materi yang tersedia dalam bahasa [lainnya], yang sangat mengecewakan, karena membuat Anda merasa bahwa suara Anda tidak penting," katanya.
"Untungnya saya dan saudara laki-laki saya memiliki banyak pendapat yang berbeda tentang politik sehingga orang tua saya mendapatkan kedua sisi perdebatan."
Pemilihan Umum di Australia sudah mulai dekat, namun beberapa warganegara berlatar belakang migran yang baru pertama kali akan memilih masih bingung dengan sistemnya dan siapa yang akan dipilih
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata