Ratusan Ribu Warga Akan Ikut Pemilu Australia, tetapi Masih Banyak yang Perlu Bimbingan

Ratusan Ribu Warga Akan Ikut Pemilu Australia, tetapi Masih Banyak yang Perlu Bimbingan
Natalia Nuyerepon menerima informasi tentang cara memilih dan mengakses sumber daya lain dari seorang teman yang telah menjadi warga negara untuk sementara waktu. (Supplied: Natalia Nuyerepon)

"Sedikit sulit bagi saya untuk menemukan informasi cara memilih," ujar Romel.

"Bagi migran baru seperti saya, kami betul-betul tidak tahu prosesnya bagaimana."

Akhirnya, Romel berusaha mencari informasi online, yakni artikel yang menjelaskan pemungutan suara, selain mengunjungi situs AEC.

Romel pun sudah melihat informasi pemungutan suara yang diterjemahkan AEC ke dalam bahasa Filipina tetapi mengatakan informasi ini ditulis dalam bahasa yang sangat formal.

Kurangnya sumber informasi dalam bahasa lain

Mengakses informasi dalam bahasa selain bahasa Inggris – terutama seputar kebijakan partai – menjadi tantangan tersendiri bagi Amro Zoabe yang berusia 22 tahun.

Amro yang tiba sebagai pengungsi dari Suriah pada 2016, mengatakan orang tuanya mengandalkan ia dan saudaranya untuk memahami sistem politik dan para kandidat karena masih belajar bahasa Inggris.

"Bahkan dua partai politik besar tidak memiliki banyak materi yang tersedia dalam bahasa [lainnya], yang sangat mengecewakan, karena membuat Anda merasa bahwa suara Anda tidak penting," katanya.

"Untungnya saya dan saudara laki-laki saya memiliki banyak pendapat yang berbeda tentang politik sehingga orang tua saya mendapatkan kedua sisi perdebatan."

Pemilihan Umum di Australia sudah mulai dekat, namun beberapa warganegara berlatar belakang migran yang baru pertama kali akan memilih masih bingung dengan sistemnya dan siapa yang akan dipilih

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News