Ratusan Tewas, Mesir Mencekam
Penjarahan Marak, Tak Ada Hukum
Senin, 31 Januari 2011 – 09:09 WIB
"Hosni Mubarak dan Omar Suleiman, kali berdua adalah antek Amerika," seru demonstran menyikapi penunjukan Kepala Intelijen Mesir Suleiman sebagai wakil presiden Sabtu malam. Ini kali pertama Mesir Mubarak menunjuk wakil selama 30 tahun berkuasa.
Sejauh ini sikap militer terhadap krisis di Mesir masih ambivalen alias standar ganda. Meski diminta menjaga keamanan di seantero wilayah setelah polisi kehilangan kendali, militer Mesir menolak untuk menerapkan jam malam. Mereka justru cenderung membiarkan demonstran ketimbang membubarkan.
Karena itulah, hukum tidak berlaku di jalan-jalan di berbagai kota di Mesir. Penjarahan toko-toko pun marak. Warga pun bekerja sama untuk menghentikan aksi penjarahan tersebut.
Saat malam tiba, situasi Kairo terasa mencekam. Warga yang bersenjatakan tongkat kayu, rantai, dan pisau membikin pasukan sendiri untuk mengamankan wilayah mereka dari perampokan dan penjarahan. Situasi chaos tersebut terjadi setelah polisi ditarik menyusul bentrok berdarah dengan para demonstran selama lima hari sebelumnya.
KAIRO - Tensi politik di Mesir masih memanas. Krisis di negeri berpenduduk 79,1 juta (estimasi pada 2010) tersebut sepertinya segera menuju titik
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer