Ratusan Warga di Mataram Mendadak Mengaku Keluarga Mampu Gara-Gara Kejadian Ini
jpnn.com, MATARAM - Ratusan warga mendadak menyatakan diri sebagai keluarga mampu alias memutuskan keluar dari Program Keluarga Harapan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Hal itu dipicu aksi atau langkah Dinas Sosial Kota Mataram memverifikasi data penerima PKH dengan memberikan label di rumah warga penerima.
“Dalam satu hari ada lima sampai sepuluh orang yang mengundurkan diri dari penerima PKH atau istilahnya graduasi. Bahkan bisa lebih dari sepuluh orang per hari,” kata Kepala Bidang PK-Linjamsos Dinas Sosial Kota Mataram Leni Oktavia seperti dikutip dari Lombok Post, Jumat (27/11).
Sebagian besar keluarga penerima manfaat memilih graduasi mandiri dengan membuat pernyataan bahwa mereka sudah naik kelas dan tidak lagi masuk sebagai penerima PKH.
Jika dikalkulasikan, jumlahnya hampir 200 orang.
Jumlah graduasi ini cukup besar jika dibandingkan angka sebelumnya.
Dalam kurun waktu 2012 sampai 2020, Dinas Sosial Kota Mataram hanya mencatat 358 keluarga yang menyatakan diri graduasi.
Sementara setelah adanya labelisasi ini, kurang dari dua pekan, hampir 200 warga menyatakan diri mampu atau graduasi.
Kurang dari dua pekan, hampir 200 warga di Mataram menyatakan diri sebagai keluarga mampu.
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Sahroni Setuju KPK-Kemendagri Setop Sementara Bansos Sampai Pilkada Selesai
- KPK Peringatkan Pemprov: Setop Money Politic Berkedok Bansos!
- KPK Diminta Pelototi Mutasi Massal Camat di Jakarta Menjelang Pilkada
- Mendagri Tito Setuju Penyaluran Bansos Ditunda Selama Pilkada, Siap Terbitkan Surat Edaran
- Penyaluran Bansos Dihentikan Menjelang Pemungutan Suara Pilkada