Ratusan Warga di Mataram Mendadak Mengaku Keluarga Mampu Gara-Gara Kejadian Ini
Sebagian keluarga penerima manfaat yang graduasi beralasan ekonomi mereka sudah membaik.
Namun, sangat kuat dugaan, mereka enggan rumahnya dilabeli dengan semprotan tulisan keluarga penerima Bansos PKH dan Sembako.
“Jadi labelisasi ini jadi semacam sanksi sosial. Karena dengan label ini terlihat mana saja warga yang selama ini mendapatkan bantuan atau tidak,” ungkapnya.
Labelisasi dilakukan sejak 12 November sampai 28 November mendatang.
Total ada 17.917 keluarga penerima manfaat yang akan dilabeli rumahnya sebagai keluarga pra sejahtera penerima PKH. Hingga kemarin, 70 persen sudah dilabeli.
Selama proses labelisasi, tidak banyak warga yang protes rumahnya diberikan label.
Karena sebelum kebijakan ini diambil, Dinsos Mataram telah melakukan sosialisasi bersama pihak kelurahan, kecamatan, kepala lingkungan, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat keamanan setempat.
“Kami mengantisipasi adanya riak atau gesekan di masyarakat ketika labelisasi dilakukan. Sehingga sosialisasi sudah kami lakukan,” paparnya.
Kurang dari dua pekan, hampir 200 warga di Mataram menyatakan diri sebagai keluarga mampu.
- Pria Disabilitas Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Ini Analisis Reza Indragiri
- Heboh Pria Disabilitas di NTB Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Begini Kejadiannya
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Kabar Gembira untuk Pendamping PKH
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Sahroni Setuju KPK-Kemendagri Setop Sementara Bansos Sampai Pilkada Selesai
- KPK Peringatkan Pemprov: Setop Money Politic Berkedok Bansos!