Ratusan Warga Lombok Terkena Malaria, Pemerintah Gerak Cepat
jpnn.com, JAKARTA - Setelah dilanda bencana gempa, warga di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menghadapi wabah penyakit malaria.
Bahkan, hingga kini terdata sebanyak 137 warga positif malaria. Mereka tersebar di tiga kecamatan di Lombok Barat yakni Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Batu Layar dan Kecamatan Lingsar.
Terkait hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendesak semua pihak bergerak cepat untuk penanganan.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Sigit Priohutomo mengatakan upaya antisipasi serta penanganan kesehatan harus menjadi fokus utama pemerintah.
“Khususnya Kementerian Kesehatan dan dinas terkait," ujar Sigit di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (17/9).
Dia menambahkan, berdasar hasil pengamatan penyakit sejak pekan pertama hingga ke-36 pada 2018 menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) kabupaten yang memenuhi kriteria kejadian luar biasa yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur.
“Kedua kabupaten itu terjadi peningkatan kasus malaria terkonfirmasi lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya,” imbuh dia.
Untuk itu, sebagai respons cepat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah melakukan Mass Blood Survey (MBS) dan MFS (Mass Fever Survey), pengamatan dan pengendalian vektor, inventarisasi logistik obat-obatan di NTB.
Upaya antisipasi serta penanganan kesehatan menjadi fokus utama pemerintah untuk warga korban gempa Lombok.
- Asian Para Games Sukses, Indonesia Dikenal di Pentas Dunia
- Menko PMK Harapkan Delegasi Meeting IMF Kunjungi Paviliun RI
- Menko Puan Ajak Masyarakat Kunjungi Paviliun Indonesia
- Menko PMK Apresiasi Capaian Indonesia di Asian Para Games
- Menko Puan Resmikan Kampus AIS Bali
- Asian Para Games Suntikan Semangat Untuk Korban Gempa