Ratusan Warga Menghadiri Sesi Informasi COVID-19 Bagi Warga Multikultural di Australia Selatan

Ratusan Warga Menghadiri Sesi Informasi COVID-19 Bagi Warga Multikultural di Australia Selatan
Kepala pejabat kesehatan publik Australia Selatan, Profesor Nicola Spurrier memberikan presentasi informasi vaksin COVID-19, 21 September lalu. (ABC News: Natasya Salim)

Sampai kapan risiko penularan COVID-19 akan tetap ada?

"Sampai semua negara di seluruh dunia dapat bekerja sama dan semua orang dapat akses vaksin," kata Profesor Nicola.

"Inilah mengapa saya sangat berhati-hati kalau sudah urusan pembukaan perbatasan internasional dan memonitor varian baru."

Australia memang sudah menentukan pembukaan perbatasan bulan November nanti, meski tanggalnya belum dipastikan dan masing-masing negara punya aturan yang berbeda.

"Untuk keluar dari pandemi ini, memang penting memperhatikan apa yang dilakukan Australia, tapi kita juga harus memastikan keadilannya merata di semua negara lainnya," katanya.

"Dan saat ini banyak sekali negara berkembang yang belum mendapat vaksin."

Bolehkah mencampur vaksin?

Profesor Nicola mengatakan beberapa negara memang sudah mencampur beberapa vaksin berbeda.

Seperti juga Indonesia, yang memperbolehkan penggunaan Moderna sebagai 'booster' bagi yang sudah divaksinasi Sinovac.

Namun, hal tersebut belum dilakukan di Australia, yang sejauh ini menggunakan tiga merek vaksin: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.

Melihat ajakan untuk datang ke sesi informasi dalam bahasa Indonesia, saya tertarik datang untuk tahu apa yang paling ditanyakan warga di Australia Selatan soal vaksin COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News