Rayon Sritex
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Direksi yang ada juga tidak boleh lagi bekerja.
Apakah kurator punya niat untuk menghidupkan kembali Sritex? Sampai sejauh ini belum ada indikasi ke mana arah kurator.
Pertanyaan saya pun tidak dijawab.
Di sinilah pemerintah punya jalan. Bukan jalan lurus. Harus memutar. Yakni lewat bank-bank milik pemerintah, terutama BNI.
Utang Sritex ke BNI sangat besar: hampir tiga triliun rupiah. Tepatnya: Rp 2,99 triliun.
Sebagai kreditor besar Sritex, BNI -dan bank pemerintah lainnya- bisa aktif berkomunikasi dengan kurator dan hakim pengawas.
Hakim pengawas adalah hakim yang ditunjuk pengadilan untuk mengawasi kurator. Satu hakim. Hakim yang berbeda. Bukan salah satu dari tiga hakim yang memutuskan perkara kepailitan.
Hakim pengawas bisa mengusulkan pemberhentian kurator, sedangkan yang berwenang mengangkat dan memberhentikan kurator adalah hakim pemutus.