Rayuan Gombal di Nusakambangan, Uang, Alphard, Macan Tutul

Rayuan Gombal di Nusakambangan, Uang, Alphard, Macan Tutul
Suasana di Pulau Nusakambangan. Foto: Ilham Wancoko/Jawa Pos

”Ini salah satu kelakuan dari narapidana yang memang tidak bisa ditolelir. Saya langsung isolasi napi itu selama sebulan. Biar kapok,” tutur mantan Kalapas Karawang tersebut.

Menurut dia, belum tentu sipir yang melakukannya. Justru, bisa jadi pengunjung memasukkan narkotika dengan cara yang hingga saat ini masih misterius. ”Kami belum mengetahui caranya bagaimana. Tapi, yang pasti pengecekan badan itu dilakukan hingga ke alat vital pengunjung,” tuturnya.

Tidak hanya napi yang menjadi ancaman bagi sipir. Bahkan, kondisi alam liar di Nusakambangan juga menjadi factor x yang mengancam jiwa sipir dan keluarganya yang tinggal di Nusakambangan. Pantauan Jawa Pos, memang sepanjang jalan di Nusakambangan sebagian besar diiringi pohon besar. 

Rerumputan yang begitu tinggi menampakkan banyak area yang belum terjamah. Sering kali ada hewan liar yang kerap terlihat, dari babi hutan hingga ular. Bahkan, macan tutul juga sering terlihat di pulau seluas 121 km persegi tersebut. 

Sapi yang dibiarkan liar milik sejumlah sipir juga bisa menjadi ancaman, karena kerap menghadang di jalan. 

Aris menceritakan, pernah suatu kali dirinya menjumpai macan tutul saat akan menuju ke Dermaga Sodong. Macan tutul itu seperti akan menerkam dirinya. 

”Seandaianya, saya pakai sepeda motor, tentu nyawa terancam. Tapi, karena pakai mobil, jadi aman,” ujar lelaki asal Demak tersebut.

Bahkan, sapi-sapi milik sipir juga kerap kali menjadi ancaman tersendiri. Sapi-sapi itu kerap di tengah jalan dan membuat sipir terkejut.

BERAGAM tantangan dihadapi Hendra Eka Putra,43, yang baru tiga hari melepas jabatan Kalapas Pasir Putih, Nusakambangan,  Kamis lalu (19/5).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News