Razia ODOL Dinilai Tidak Efektif, Ini Saran Pengamat
jpnn.com, JAKARTA - Razia atas truk-truk Over Dimension Overload (ODOL) yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama ini dinilai tidak efektif menyelesaikan masalah.
Hal itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan penegakan hukum semata, tetapi harus secara komprehensif.
“Razia ini sudah ada dari dahulu, sejak saya bekerja di Kemenhub tahun 1979, hasilnya tidak efektif, tetapi sekarang diulang lagi, hasilnya pasti sama,” ujar Pakar Transportasi dari Institut Transportasi & Logistik Trisakti, Suripno, Jumat (23/8).
Dia mengibaratkan razia yang dilakukan terhadap truk-truk ODOL ini ibarat orang berpenyakit kanker diberikan obat sakit kepala, sehingga hasilnya tidak efektif memberikan efek jera.
"Berarti, kan, yang harus diobati adalah penyakitnya. Pertanyaannya, sudahkah diselidiki penyakitnya? Begitu juga dengan masalah ODOL ini, tidak bisa diselesaikan hanya dengan penegakan hukum saja," tutur mantan direktur Keselamatan Transportasi Kemenhub tersebut.
Menurutnya, akar masalah ODOL sejak dahulu adalah sistemnya tidak efisien.
Masing-masing pemangku kepentingan berjalan sendiri-sendiri.
Sehingga tidak bisa dilakukan secara instan seperti langsung melakukan penegakan hukum.
Pengamat Transportasi dari Institut Transportasi & Logistik Trisakti, Suripno menilai razia truk ODOL tidak efektif dan memberikan solusinya
- Kemenhub Buka Posko Pusat Angkutan Natal dan Tahun Baru, Ini Pesan Wamenhub Suntana
- Ini Sejumlah Kebijakan Pengaturan Mobilitas yang Disiapkan Kemenhub saat Nataru 2024/2025
- Tegas, Kemenhub Beri Tanda Merah untuk Bus yang Tak Layak Jalan
- ASDP, Kemenhub, & Stakeholder Pastikan Layanan Nataru di Lintas Utama Siap
- KPK Dalami Perusahaan yang Menikmati Uang Kasus Korupsi DJKA
- Pakar Logistik Minta Kemenhub Evaluasi Kebijakan Pelarangan Truk Sumbu 3 Saat Nataru