Reaksi Berbagai Negara Atas Invasi Rusia ke Ukraina, China Memang Beda
"Mengenai definisi invasi, saya pikir kita harus melihat situasi saat ini di Ukraina. Masalah Ukraina memiliki latar belakang sejarah yang sangat rumit hingga hari ini. Mungkin tidak semua orang ingin melihat hal itu," paparnya.
Sikap China ini secara tidak langsung melemahkan pengakuan Beijing atas Ukraina sebagai "negara berdaulat."
Hua menambahkan negaranya akan tetap "melakukan hubungan perdagangan yang normal" dengan Rusia dan Ukraina.
Sementara itu Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan paket sanksi baru untuk Rusia, menyebut Presiden Putin yang "sengaja memilih perang" akan menghadapi akibat dari perbuatannya itu.
Menurut Presiden Biden, paket sanksi baru itu menargetkan perbankan Rusia, para oligark, dan sektor teknologi tinggi.
Bersama dengan sekutunya, Amerika Serikat akan memblokir aset empat bank besar Rusia, memberlakukan kontrol ekspor, dan memberi sanksi kepada oligarki.
Presiden Biden juga mengatakan AS akan mengerahkan pasukan tambahan ke Jerman untuk mendukung NATO setelah invasi ke Ukraina, yang bukan anggota organisasi pertahanan itu.
Sanksi tersebut sejalan dengan desakan Gedung Putih untuk memukul sistem keuangan Rusia dan lingkaran dalam Presiden Putin, di samping memberlakukan kontrol ekspor agar industri dan militer Rusia kekurangan semikonduktor AS dan produk teknologi tinggi lainnya.
Di saat berbagai negara di dunia mengecam tindakan militer Rusia di Ukraina, Pemerintah Tiongkok menolak menyebutnya sebagai invasi
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air