Realisasi Penerimaan Pajak Pasti Meleset

Pihaknya hanya berusaha meningkatkan kualitas dari upaya ekstensifikasi dan intensifikasi yang sudah dilakukan sepanjang tahun ini.
Dia memaparkan, meski diprediksi tidak mencapai target, kinerja penerimaan pajak tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Robert menambahkan, realisasi penerimaan pajak per 30 November 2017 ini mengalami pertumbuhan 2,38 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Jika tahun ini secara persentase sudah mencapai 76,63 persen dari target, realisasi penerimaan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 70,89 persen atau Rp 960 triliun.
Robert memerinci, realisasi penerimaan pajak per November itu terdiri atas penerimaan pajak penghasilan (PPh) Rp 561,28 triliun, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) Rp 401,53 triliun, pajak bumi dan bangunan (PBB) Rp 14,63 triliun, dan pajak lainnya Rp 6,09 triliun.
Dari perincian tersebut, PPh menurun kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 587 triliun.
Namun, penerimaan PPh tahun lalu ditopang adanya program tax amnesty yang menyumbang sekitar Rp 100 triliun.
’’Sementara PPN juga tumbuh. Sebagian juga menggambarkan tambahan basis PPN akibat tax amnesty. Jadi, secara overall, kinerja penerimaan cukup menggembirakan pada akhir November ini,’’ katanya.
Hingga November lalu, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 983,54 triliun atau hanya 76,63 persen dari target.
- Penjelasan Dedi Mulyadi Soal Mobil Mewahnya yang Nunggak Pajak Rp70 Juta
- Bukan 10 Persen, Pramono Bakal Terapkan Pajak BBM 5 Persen di Jakarta
- Pramono belum Putuskan Penerapan PPBKB 10 Persen di Jakarta
- 253.409 Warga Jateng Manfaatkan Program Pemutihan Pajak, Terkumpul Rp61,9 Miliar
- Waspada, Modus Penipuan Unlock IMEI
- Warga Jateng Antusias Bayar Pajak Kendaraan, 3 Hari Tembus Rp 28 Miliar