Rebranding Jihad, Indonesia Dipuji
Rabu, 29 Juni 2011 – 10:47 WIB
Misalnya, sesi yang masih berlangsung ketika berita ini ditulis. Yakni, membahas penataan ulang jaringan sosial. "Intinya, kami ingin melakukan sesuatu untuk melawan ekstremisme. Sebab, perbuatan ekstremisme ini berefek terhadap semua aspek kehidupan," ujar pria yang mulai digadang-gadang menjadi presiden AS pada masa mendatang tersebut.
Sementara itu, penampilan delegasi dari Indonesia menuai pujian. Dalam sesi "menemukan dasar dari semua bentuk ekstremisme", salah seorang delegasi Indonesia, yakni Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail, menjadi salah seorang panelis. Uraiannya mendapat pujian.
"Saya melakukan rebranding terhadap mereka dan mentransformasikan kawan-kawan jihadi ini. Singkatnya, dari yang biasa membuat bom, mereka kini membuat bebek goreng atau membuat iga bakar," katanya yang kemudian disambut tawa dan tepuk tangan peserta.
Jangankan menawarkan deradikalisasi, Noor Huda menyatakan, dirinya mempersilakan bagi mereka yang mau radikal untuk tetap radikal. "Tapi, harus benar-benar melihat konteks dan perjuangannya. Sebab, jihad, atau apa pun sistem pertahanan, itu dipunyai tradisi mana pun," tegasnya.
DUBLIN - Apa yang ada dalam benak para teroris ketika beraksi? Apa yang bisa dirasakan para korbannya? Juga, bagaimana sulitnya kehidupan yang harus
BERITA TERKAIT
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif