Rebutan Penumpang, Sopir Dihabisi Rekan
Pelakunya Anggota Geng The Doctor
DEPOK - Kasus pembunuhan sopir angkot D105 jurusan Pondok Labu-Depok, Eka Pradita Maulana memasuki babak baru. Pasalnya, kasus pembunuhan keji yang dilakukan beberapa sopir angkot yang menamakan dirinya ”Geng The Doctor” di Jalan Raya Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok pada awal Juni 2013 lalu memasuki tahap rekonstruksi.
Tiga tersangka dihadirkan dalam reka ulang yang digelar di Markas Polresta Depok. Ketiganya, Suhandi alias Kodok, 22; Suhendra alias Tompel, 26 dan A Paris alias Kirai, 22. Sebanyak 25 adegan pembunuhan dengan motif rebutan penumpang itu diperagakan tiga sopir angkot ini dihadapan tim identifikasi, Jumat (26/7) pukul 09.00 tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Ronald A Purba mengatakan, rekonstruksi yang dilakukan pihaknya untuk mensinkronkan antara pernyataan pelaku dalam Berita Acara Pidana (BAP) dengan aksi pembunuhan yang terjadi di lapangan. Sekaligus untuk membuktikan pembunuhan tersebut dilakukan terencana atau memang spontanitas oleh para pelaku.
”Setiap kasus pembunuhan pasti akan dilakukan reka ulang. Ini sangat penting untuk menjatuhkan pasal pidana yang dilanggar. Jadi harus ada kecocokan keterangan dengan aksi yang terjadi,” terangnya kepada INDOPOS, kemarin (26/7). Menurut Ronald juga, dalam rekonstruksi itu pihaknya menghadirkan beberapa saksi.
Baik itu dari pihak Kejaksaan Negeri (Kajari) Depok dan kuasa hukum ketiga tersangka. Keduanya dihadirkan untuk melihat langsung reka ulang guna menghindari tekanan dari pihak manapun kepada tersangka baik keterangan yang diberikan kepada polisi saat penyelidikan.
”Undangan untuk rekonstruksi ini sudah dari jauh hari kami lakukan. Ini bentuk koordinasi yang benar dalam proses pemeriksaan sebuah kasus pembunuhan. Kami harap kejaksaan dan pengacara bisa melihat dengan jeli apa yang terjadi,” ujarnya juga.
Dia menambahkan setelah melakukan rekonstruksi tersebut, berkas penyidikan kasus ini akan segera dilimpahkan kepada Kejari Depok. Pelimpahan berkas itu akan dilakukan Selasa (30/7) pekan depan. Dia juga berharap kejaksaan menetapkan berkas itu tahap P21 untuk diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Depok untuk selanjutnya disidangkan.
”Tugas kami hanya sampai tahap penydidikan dan penyerahan BAP serta barang bukti kejahatan. Sesuai dengan proses itu, kami harap kasus ini cepat selesai. Kami harap keluarga korban bisa menerima apapun keputusan hakim kepada para terdakwa,” ungkapnya juga perwira polisi berdarah Batak ini.
Sementara itu, Suhendra, salah satu pelaku mengaku, tidak membunuh rekannya sesama sopir angkot itu. Dirinya hanya membantu A Paris yang ingin memberikan pelajaran kepada korban. Sebab, antara kedua sopir angkot jurusan Pondok Labu-Depok ini kerap kali bertengkar akibat rebutan penumpang.
”Saya hanya mukul saja pakai tangan. Lalu korban kami bawa jalan ke arah Puncak baru dibawa lagi ke Kukusan. Lalu dipindahin ke angkot. Yang jelas kematian Eka Pradita Maulana karena dianiaya bukan kami sengaja kami bunuh,” cetusnya.
DEPOK - Kasus pembunuhan sopir angkot D105 jurusan Pondok Labu-Depok, Eka Pradita Maulana memasuki babak baru. Pasalnya, kasus pembunuhan keji yang
- Ayah Bejat, Anak Kandung Ditiduri Sampai Bunting di Banjarmasin
- Polrestabes Medan Tembak Mati Eksekutor Begal Sadis
- Seorang Istri di Blitar Dibacok Suami Pakai Parang, Jari Tengah Putus, Ini Motifnya
- Pengusaha yang Paksa Anak Sujud dan Menggonggong Ditangkap Polisi
- Simpan Sabu-Sabu di Jok Motor, Warga Lampung Ditangkap Polisi
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun