Refleksi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021

Oleh: Dr. H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A - Wakil Ketua MPR RI Periode 2019-2024

Refleksi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Jazilul Fawaid atau Gus Jazil. Foto: Humas MPR RI

Begitu masifnya bencana alam dan musibah yang terjadi di tanah air sepanjang 2021 menjadi pemantik bagi kita semua untuk semakin mempertebal semangat kemanusiaan dengan mengulurkan tangan dan memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Tingginya intensitas konflik dan kekerasan di Papua menjadi pelecut untuk menggalang kembali semangat persatuan dan kesatuan demi mengukuhkan soliditas anak bangsa.

Perbedaan cara pandang dan kebijakan dalam merespons pandemi COVID-19 antarpemangku kepentingan menjadi tantangan terhadap komitmen untuk mengedepankan prinsip musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan.

Demikian juga halnya dengan problematika kemiskinan dan pengangguran yang semakin meningkat di era pandemi yang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menegakkan prinsip-prinsip keadilan.

Nilai-nilai Pancasila tidak cukup dipahami secara konseptual saja, tapi juga perlu dikontekstualisasikan dalam laku hidup sehari-hari sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.

Tanpa aktualisasi, nilai-nilai Pancasila hanya akan bersifat normatif saja, tergerus dan digempur oleh nilai-nilai budaya asing yang masuk ke ruang-ruang publik, terutama menghantam generasi muda yang sangat rentan terpengaruh.

Refleksi terhadap aspek filosofis dan historis Pancasila juga diharapkan mampu menuntun segenap bangsa Indonesia untuk mengarusutamakan Pancasila dalam segenap aktivitas sehari-hari.

Kita tentu tak ingin menjadi seperti Amerika Serikat dan Tiongkok yang bersikap ambigu dengan ideologi yang dipegang. Tiongkok misalnya, walaupun secara eksplisit menganut sosialisme/komunisme, tapi tak segan-segan mempraktikkan liberalisme/kapitalisme dalam perdagangan.

Amerika Serikat di sisi lain, tak sungkan-sungkan menerapkan kebijakan “Buy American” yang bersifat protektif dan bertentangan dengan prinsip kapitalisme yang dianut.

Bangsa Indonesia diajak untuk merenungkan kembali aspek filosofis dan historis dari kelahiran Pancasila sebagai ideologi, dasar negara serta pedoman hidup bangsa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News