Refleksi Sistem Pendidikan dan Tantangan Melahirkan Generasi Pemimpin Masa Depan

Oleh: Agus Widjajanto - Pemerhati Sosial Budaya, politik dan Hukum

Refleksi Sistem Pendidikan dan Tantangan Melahirkan Generasi Pemimpin Masa Depan
Pemerhati sosial dan politik Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Yang akibatnya hasil dari pendidikan yang melupakan pendidikan karakter adalah menghasilkan generasi generasi yang individual dan rasa nasionalisme yang luntur serta budaya sopan santun juga telah hilang.

Yang ada adalah sebuah generasi yang arogan dan merasa paling benar serta lebih cerdas disbanding generasi orang tuanya.

Melihat fenomena tersebut sebenarnya Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja. Perlu terobosan untuk memperbaiki sistem yang dibangun sejak pasca runtuhnya Orde Baru memasuki era Reformasi yang sudah keluar jalur serta kebablasan.

Dan, harapan ini ditujukan kepada presiden terpilih tahun 2024 agar lebih bisa peka dan tanggap bahwa ada yang salah dan perlu dilakukan terobosan radikal untuk memperbaiki.

Fenomena tersebut tidak bisa dilepaskan karena terjadinya "degradasi moral" dari anak bangsa itu sendiri yang merupakan tugas kita semua.

Mengajarkan moral dan etika serta cinta tanah air, sopan santun, rasa berbagi, toleransi antarumat beragama.

Sebab negeri ini terdiri dari bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan ratusan bahkan ribuan bahasa daerah.

Harus dimulai sejak usia dini, yang merupakan tugas kita semua seluruh elemen anak bangsa, baik orang tua, guru baik tingkat pendidikan dasar, menengah dan hingga Dosen, guru besar pada perguruan tinggi, kaum agamawan, budayawan serta pejabat negara selalu pengambil kebijakan.

Pendidikan adalah sebuah usaha kebudayaan yang bertujuan untuk menuntun pertumbuhan jiwa & raga anak. Pendidikan merupakan media melahirkan generasi berakhlak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News