Refly Harun: Djoko Tjandra Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Harun Masiku
jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menyayangkan adanya perbedaan dalam penegakan hukum terhadap Djoko Tjandra dengan Harun Masiku.
Refly mengatakan, Djoko Tjandra memang secara nominal korupsinya jauh lebih besar, tetapi yang dilakukan Masiku meski hanya bernilai Rp 500 juta dipandang lebih berbahaya.
Hal itu lantaran Harun Masiku menyuap penyelenggara pemilu yang menyiapkan calon pemimpin. Menurutnya, penyelenggaraan Pemilu membutuhkan dana triliunan.
Selain itu, jika penyelenggara yang harusnya menjadi juri bisa disuap maka proses demokrasi bisa menghasilkan pemimpin tak berintegritas.
“Integritas pemimpin secara keseluruhan, berpikir bukan hanya Harun Masiku. Penyelenggara pemilu yang tak berintegritas bermasalah kerugian trilunan, yang akhirnya penyelenggara pemilu bisa disuap. Fenomena ini bisa terjadi sebelumnya,” kata Refly, Selasa (4/8).
“Ketika Harun Masiku menyuap lebih bahaya karena terkait integritas, Djoko Tjandra gak ada apa-apanya. Ketika Harun Masiku menyuap lebih bahaya karena terkait integritas. Djoko Tjandra gak ada apa-apanya, dari Harun Masiku semua terkuak,” imbuhnya.
Perihal penangkapan Djoko Tjandra disampaikan Refly karena dipandang sebagai musuh bersama. Sementara Masiku yang awalnya merupakan orang biasa dinilainya sontak menjadi orang luar biasa karena adanya konflik kepentingan.
Meski demikian, dirinya menggarisbawahi fakta Masiku sebagai caleg PDIP harus kembali dianalisa apakan lambatnya penangkapan karena partai ini tengah menjadi penguasa di Indonesia.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menyayangkan adanya perbedaan dalam penegakan hukum terhadap Djoko Tjandra dengan Harun Masiku.
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Dilaporkan Eks Staf Ahli DPD ke KPK, Senator Rafiq Al Amri: Apa-apaan ini?
- Eks Staf Ahli DPD Laporkan Senator ke KPK
- PB SEMMI Demo di Depan KPK, Desak Tangkap Harun Masiku
- Kantor Dinas Kebudayaan DKI Digeledah Kejaksaan, Ada Kasus Apa?
- Yasonna Mengaku Tak Ditanya Soal Keberadaan Harun Masiku saat Diperiksa KPK