Refly Harun: Elit Cenderung Jadi Sumber Konflik Pemilukada
Jumat, 12 Agustus 2011 – 14:52 WIB
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara, Refly Harun mengatakan konflik yang terjadi dalam proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) umumnya disebabkan oleh elit yang cenderung menghalalkan berbagai cara untuk memenangkan sebuah Pemilukada. Menurut dia, terjebaknnya para elit untuk menggunakan berbagai cara agar Pemilukada dimenangkannya merupakan konsekuensi dari mahalnya ongkos politik. "Ongkos Pemilukada di Indonesia sangat-sangat mahal dan tidak masuk akal hingga semua kandidat rugi besar kalau mengalami kekalahan," tambahnya.
"Konflik Pemilukada umumnya bersumber dari elit yang cenderung menghalalkan berbagai cara untuk menang," kata Refly Harun, saat jadi pembicara dialog DPD bertema "Menciptakan Pemilukada Damai", di gedung DPD, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (12/8).
Baca Juga:
Yang namanya rakyat, lanjut Refly, jauh lebih cerdas dan dewasa dalam menggunakan hak-hak dan kewajibannya dalam sebuah Pemilukada. "Termasuk untuk tidak menggunakan hak memilih karena alasan tidak satupun diantara calon yang dapat dia percaya," ungkap Refly.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara, Refly Harun mengatakan konflik yang terjadi dalam proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) umumnya
BERITA TERKAIT
- Kunjungi Jokowi di Solo, Zulhas Minta Perlindungan Politik?
- Kaesang Yakin 70 Persen Pemilih Sragen Pilih Sigit-Suroto
- Ketua DPRD Kota Sibolga: Saya Berkomitmen Menjalankan Tanggung Jawab Secara Profesionalisme
- Dambakan Pembangunan di Jateng, Pemuda Solo Dukung Luthfi-Taj Yasin
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia: Isran Noor-Hadi 52.9%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 38,4%